Ada fenomena menarik pada perjalanan haji tahun 2025. Tidak sedikit jamaah pada setiap kloter yang kemudian harus terpisah dan bergabung dengan kloter lain di hotel yang berbeda. Hal ini terjadi karena pada saat jadwal keberangkatan jamaah yang seharusnya berangkat ternyata visa belum keluar sehingga harus diganti oleh jamaah dari kloter lain yang sudah keluar visanya, agar tidak terjadi opened seat pada penerbangan tersebut. Sementara itu pra manifest sebelumnya sudah disampaikan ke Pemerintah Saudi dan telah ditetapkan syarikahnya yang menjadi tuan rumah. Dari situlah bermula adanya keterpisahan beberapa jamaah dari kloter awalnya. Bahkan ada juga yang terpisah itu adalah jamaah satu anggota keluarga yang kemudian diupayakan untuk bisa gabung kembali dengan kloter asalnya.
Fenomena inilah kemudian yang melahirkan cerita-cerita yang beraneka ragam pada saat mereka bergabung bersama kloter lain di hotel yang berbeda. Ketika mereka telah bergabung kembali dengan kloter awal saat akan menempuh perjalanan pulang ke tanah air, kenangan-kenangan tersebut lahir menjadi cerita-cerita indah saat reuni kembali dengan jamaah kloter saat berangkat.
Ada diantara jamaah yang harus terpisah itu adalah suami istri karena syarikah yang menjadi tuan rumahnya ternyata berbeda, ada pula kerabat, dan tidak sedikit yang merupakan satu jamaah KBIHU saat di tanah air. Setelah mereka bersatu kembali dalam kloter kepulangan tentu apa yang telah dialaminya ketika berada di Mekkah, Arafah Muzdalifah Mina dan Madinah menjadi hal yang menarik dan cerita-cerita indah yang tidak terlupakan. Semoga hal ini tidak menjadi pengurang nilai kemabruran haji, justru menjadi penguat bekal menjaga kemabruran haji tersebut sepanjang masa.[]
Penulis : Dr. H. Adib, M.Ag (Kepala Kanwil Kemenag DKI)