Seusai pelaksanaan haji dan fase Armuzna, jamaah haji gelombang ke dua yang belum singgah di Madinah mulai siap-siap untuk menuju ke Madinah. Masa-masa yang cukup menguras energi saat pelaksanaan ibadah di Armuzna yang dilanjut dengan Thawaf Ifadhoh dan Sai, kini mulai mereda bahkan akan terobati oleh pesona Madinah sebagai kota suci Nabi yang sangat menggoda hasrat spiritual para jamaah yang menizarahinya.
Siapapun ummat Islam yang telah sampai ke Mekkah pastilah ia sangat merindukan untuk segera tiba di kota Madinah untuk berziarah dan bersimpuh di hadapan sang baginda Nabi Saw. Ucapan salam sejahtera serta salam ta'dhim yang disampaikan langsung di depan Makam Baginda Rasul adalah moment yang sangat menggetarkan jiwa, setelah sebelumnya berdiam sejenak berdoa di tengah taman Raudhah yang begitu khidmat dan menyejukkan kalbu.
Madinah memang begitu menggoda jiwa spiritual siapapun yang senantiasa merindukan perjumpaan dengan baginda Nabi Saw. Di Masjid Nabawi yang penuh dengan keberkahan itulah jamaah haji lebih banyak menghabiskan waktunya untuk salat berjamaah, i'tikaf berdzikir serta membaca Al-Quran. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah disebutkan bahwa shalat di masjid Nabawi ini lebih baik dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram.
Oleh karenanya moment kehadiran di Masjid Nabawi memiliki pesona tersendiri untuk memperbanyak dzikir, membaca shalawat, dan membaca Al-Quran karena pahalanya akan dilipat gandakan.[]
Penulis : Dr.H.Adib, M.Ag (Kepala Kanwil Kemenag DKI)