Dunia kini telah mengglobal, dunia dalam satu sentuhan jari saja, kehidupan sudah tidak bisa terlepas dari android sang penjelajah. Kemajuan ini tentu saja akan menggeser peran manusia pada kehidupan ini.
Ibarat dua keping uang, satu sisi memudahkan sedangkan sisi yang lain mengancam peran kita dan karakter siswa dalam kehidupan ini.
Dua Puluh lima tahun lalu, Wartel (Warung Telekomunikasi), merupakan bisnis yang laris manis dan menjanjikan, semua “berebut” mengambil peluang ekonomi yang menguntungkan, ada yang menggunakan bok ada juga dengan ruangan khusus ber ac untuk menggaet pelanggan.
Namun dengan adanya HP kini Wartel telah musnah ditelan bumi. Begitu pula nasib telepon umum koin, kini merana tanpa sentuhan dan antrian penggunanya seperti yang lalu. Dunia telah berbeda.
Dua puluh tahun lalu, hampir semua orang bangga menggunakan merk handphone Nokia, sehingga muncul beberapa generasi Nokia Pisang hingga Nokia yang paling mahal, sehingga Symbiannya adalah raja ponsel di seluruh dunia.
Kini tinggal kenangan dikalahkan oleh BlackBerry dengan raja Chattingnya semua orang meminta Pin BB, namun sekarang sudah tertinggal karena kehadiran WhatsApp dan LINE. Begitu pula dengan Yahoo! sebagai raksasa dunia internet, kini telah tergerus dengan kehadiran Google.
Hal yang sama pada dunia media surat kabar, dahulu PosKota rajanya iklan baris dan kolom iklan, kini menurun oplahnya dengan kehadiran aplikasi yang menjamur baik BukaLapak, Shopee, Tokopedia, Bibli, Instragram dan aplikasi lain.
Dahulu investasi niaga hanya milik orang kaya dan berduit, kini menjadi pengusaha hanya dengan modal relasi, kemauan, keuletan dengan modal Rp 100.000, melalui smartphone saja dapat menjadi pengusaha dengan aplikasi Kudo.
Bagaimana dengan profesi guru, apakah kita akan tergeser peran dan fungsinya sebagaimana merk terkenal HP, kini sudah muncul ruang guru online, dimana seluruh pelajaran dan PR dapat ditanyakan melalui online.
Semakin kita banyak memberi PR maka layanan ruang guru akan semakin laris,
Lalu, bagimana dengan tugas dan PR yang kita berikan kepada peserta didik, mereka cukup gerakkan jarinya dan menemukan jawaban dan solusi. Maka jika hanya sekedar fasilitator ilmu dan pembelajaran bukan tidak aneh jika profesi kita kelak akan tergantikan oleh aplikasi.
Guru zaman NOW harus bergegas untuk berbenah diri jika tidak ingin perannya tergantikan aplikasi. Jabatan guru mungkin tetap tidak tergantikan sebagai seorang Murobbi (pembimbing karakter mulia dan keteladanan sikap sholeh), karena aplikasi tidak akan mampu membimbing karakter. Jika selama ini menempatkan guru yang mengajar dan membimbing karakter siswa maka yakinlah kita tidak perlu mengalami kekhawatiran kehilangan peran ini.
Jika anda menempatkan diri sebagai mualim (maka anda harus menambahkan kompetensi spiritual dan tingkat keteladanan yang tinggi) karena mualim hanya diperoleh dari pengakuan anak didik anda. Ada tidaknya aplikasi tak berpengaruh dengan posisi anda.
Dan Jika anda hanya seorang mudaris penyampai ilmu pengetahuan saja kepada anak didik anda maka bersiap - siaplah anak didik akan lebih dahulu mengetahui sebelum diajarkan. Mereka mungkin tidak akan semangat mengikuti pembelajaran anda karena sudah mengetahui lebih dahulu sebelum anda hadir di kelas.
Jika kita bertugas hanya seperti tuntutan pada Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang - Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, yakni ;
Merencanakan pembelajaran, Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, Membimbing dan melatih peserta didik / siswa, Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai, Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.
Maka yakinlah tugas guru hanya melayani kompetensi belaka.
Namun, jika menjadikan diri sebagai amanah Pasal 6 Undang - undang no 12 tahun 2005 tentang guru dan dosen maka, Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu ;
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Maka yakinlah secanggih apapun aplikasi dan IT menyerang dunia pendidikan guru Murobbi masih tetap dibutuhkan.
Karena itu, jadikanlah kita guru Murobbi yang senantiasa mengutamakan karakter iman dan takwa dan berakhlak mulia.
Ilmu anak didik boleh mencari dari aplikasi manapun, namun keteladanan, karakter mulia, bimbingan akhlak mulia hanya diperoleh dari guru yang mengajarkan karakter dan keteladanan.
Jadikanlah dirimu teladan agar kemuliaan pribadi anda menjadi amal jariah pada anak didik anda.
(Drs.Saifudin Zuhri)