Artikel

Jaringan Internet Jadi Masalah Utama Saat Pembelajaran Jarak Jauh

blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Belajar di rumah tanpa pendamping guru, tanpa dukungan sarana prasarana yang memadai sehingga menyulitkan siswa menciptakan suasana belajar yang kondusif,  layaknya belajar di sekolah.

Berdasarkan survey internal MAN 21 ditemukan beberapa hambatan atau kendala yang dihadapi siswa selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Kendala utama yang menghambat siswa selama PJJ adalah kurang atau tidak tersedianya paket data atau jaringan internet. Dimana PJJ yang mengandalkan koneksi internet menjadi hal yang tak berguna dan sia-sia belaka jika layanan jasa internet tidak tersedia. Hal ini dikeluhkan 48% siswa yang memiliki keterbatasan mengakses internet. Selama PJJ sebanyak 68% siswa menggunakan paket data dan 32% lainnya menggunakan jaringan internet nirkabel (wifi) yang terpasang di rumah masing-masing.

Belajar mandiri tanpa pengawasan dan pengendalian guru seperti layaknya di sekolah merupakan tantangan bagi siswa dan orang tua.  Niat dan motivasi menjadi hal utama bagi siswa untuk mampu belajar mandiri.

Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam pembelajaran jarak jauh. Orang tua juga berperan sebagai guru bagi anak-anaknya, walaupun tak semua peran guru bisa digantikan oleh mereka.

Contohnya, seperti mengingatkan siswa akan jadwal keseharian mereka dari sejak bangun tidur hingga ia tidur lagi. Tapi kenyataannya orang tuanya tidak ada di rumah ketika pelaksanaan PJJ berjalan, kedua orangtuanya bekerja.

Alhasil, siswa sendirian di rumah tanpa teman dan pengawasan siapapun, kecuali dia yang mengendalikan dirinya sendiri.

Di sisi yang lain banyak orang tua yang sengaja memanfaatkan keberadaaan anak-anaknya di rumah untuk membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah. Sehingga akhirnya anak mereka tidak bisa mengikuti KBM dengan baik. Hal ini di keluhan 18% siswa yang merasa tidak bisa belajar dengan baik karena membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah.

Gawai tidak jadi masalah yang besar bagi siswa, karena mereka telah menggunakan laptop atau telepon pintar (smartphone) dalam kegiatan PJJ. Terkait ini hanya 8,7% saja siswa yang punya kendala karena gawai yang mereka gunakan tidak/kurang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

(Dasuki/Guru Ekonomi/Humas MAN 21 Jakarta)

Terkait