Bermula saat masih kuliah. Ada kegiatan tambahan yang kujalani untuk menopang hidup dan membiayai uang kuliah, yaitu mengajar privat agama. Banyak rumah yang bersedia menjadikanku sebagai guru buat anak-anaknya. Di Taman Mangu dan Bintaro itulah basisnya. Seingat saya lebih dari 9 rumah. Sangat cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah.
Hari ini, Minggu 27 Januari 2019 saya dikejutkan oleh seseorang yang menelepon dan begitu fasih menyebut namaku. Menceritakan sedikit kisah saat bersama mereka. Katanya puluhan tahun yang lalu, aku adalah orang yang sudah mendidik anak-anaknya. Dan itu masih selalu diingat oleh anak-anaknya.
“Masih ingatkah?” ujar suara di seberang sana
“Kujawab, pastinya.” Sambil berpikir, siapakah gerangan?
“Iya tapi siapakah”, ada gelak tawa diantara pertanyaannya.
“Nah itu dia yang saya lupa.” Jawabku menyerah.
Lantas dia bercerita lagi untuk mencoba menguatkan ingatanku. Kudengar sambil mencoba mengingatnya. Barulah…
“ooo… Bu Beni ya, “ teriakku girang.
“Alhamdulillah,” terdengar tawa setelah kuingat.
Berdebar hatiku dan sangat terharu, beliau masih ingat saya. Kami sudah berpuluh-puluh tahun tidak komunikasi alias lost contact. Bayangkan, saya mengajar anak-anaknya saat saya masih kuliah dan sekarang anak saya yang pertama kuliah semester 4. Nyaris dua puluh tahun. Bukan waktu yang sebentar
Ternyata dia mengabarkan bahwa Putut, si sulung akan menikah. Dan mengharapkan saya untuk bisa menghadiri pesta pernikahannya. Ya allah….
Kenapa Bu Beni begitu mendalam saya ingat. Karena jasa besar beliaulah yang menolong operasi kakak saya di RSCM. Berkat jasa kakaknya bu beni (dr. Daniel) yang dokter senior di sana. Segala operasi dan pemerikasaannya berjalan lancar dan penuh perhatian. Kakak saya yang menggunakan Kartu Sehat (fasilitas berobat untuk yang tidak mampu) begitu diistimewakan. Kalau sekarang semacam BPJS. Kami dikunjungi rombongan-rombongan dokter dan mereka mengatakan bahwa mereka adalah anak buahnya dr. Daniel.
Di akhir percakapannya, Bu Beni bercerita bahwa permintaan Pututlah untuk menghubungi saya mengabarkan pernikahannya.
Dia ingin agar di pesta penikahannya, saya bisa hadir menyaksikan. Katanya, sayalah guru ngajinya dan masih membekas dalam ingatannya hingga sekarang. Terharuuuuuuu . . . .
(Saripah/PIC/MIN9)