Depok (Humas MTsN 34 Jakarta) — Madrasah Tsanawiyah Negeri 34 Jakarta melalui perwakilan PIC Zero Waste School (ZWS), Siti Yuntihani berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ZWS yang digelar secara luring di Sekolah Alam Akhdhor Insan Mulia, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (24/5/2025).
Sebanyak 73 peserta dari SD/MI dan SMP/MTs negeri maupun swasta di wilayah Jakarta, Depok, dan Bogor mengikuti pelatihan ini. Mereka merupakan para PIC yang bertugas mengimplementasikan program ZWS di satuan pendidikan masing-masing.
Kepala Sekolah Alam Akhdhor Insan Mulia, Nenden Wulansari, membuka kegiatan dengan menjelaskan konsep sekolah berbasis alam yang diterapkan. “Kami ingin membentuk kesadaran siswa bahwa alam adalah bagian tak terpisahkan dari hidup manusia. Pendidikan harus berpihak pada lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua WWF Indonesia, Dwi Widya Mutiara, dalam sambutannya menekankan urgensi program ZWS. “Kegiatan ini didukung WWF Norwegia sebagai upaya bersama mengurangi sampah plastik. Indonesia adalah penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina,” jelasnya.
Pelatihan diisi oleh Amalia Jiandra Tiasari dari Guru Belajar Foundation, yang memandu peserta dalam menyusun kebijakan sekolah berbasis ZWS melalui media kanvas. Ia menekankan pentingnya regulasi internal agar program ZWS tidak berhenti di level proyek. “Kesadaran mengelola sampah plastik harus ditanamkan, bukan demi penghargaan, tapi demi keberlanjutan bumi,” ucap Amel.
Peserta juga mengikuti diskusi kelompok, membuat kebijakan ZWS masing-masing, hingga mempresentasikan praktik terbaik. Kegiatan berlangsung interaktif dan inspiratif.
Dua peserta berbagi pengalaman sukses menerapkan ZWS. Yayuk dari SDN Cilincing menyampaikan bahwa sekolahnya berhasil menurunkan volume sampah secara signifikan. “Kami hanya menyediakan sedikit tempat sampah. Slogan ‘Sampahku Hartaku’ menjadi semangat kami,” tuturnya.
Senada, Zul dari SMPN 179 Kalisari, Jakarta Timur, menceritakan bagaimana kampanye ZWS diperluas ke masyarakat sekitar melalui kegiatan bersih-bersih dan kampanye saat Car Free Day. “Kami juga melibatkan orang tua siswa agar gerakan ini meluas,” jelasnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat mendorong sekolah-sekolah untuk lebih serius dalam menerapkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan, serta menumbuhkan budaya ramah lingkungan di kalangan pelajar dan masyarakat luas. (SY)