Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Kakankemenag Kota Jakarta Utara Mawardi Abdul Gani melakukan Monev Asesmen Madrasah di sesi pertama di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri 20 Jakarta. Ujian dengan dua materi pelajaran hari ini berjalan lancar tanpa kendala pada Rabu, (07/05/2025).
Kakankemenag didampingi Kamad Ibtidaiyyah, Syolahudin Sihombing menyambangi pelaksanaan ujian mapel matematika dan bahasa inggris ini sembari menyemangati siswa dan siswa kelas 6 agar lebih bersemangat dan berhati-hati dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
“Selamat menempuh ujian, semoga kalian sukses di masa depan,” ujar Mawardi singkat.
Usai monev, Kakankemenag menyempatkan diri melihat keadaan kantin madrasah tempat guru dan siswa beristirahat usai KBM. Mawardi menyarankan makanan di kantin madrasah agar selalu sehat dan higienis serta bersertifikat Halal. Dia juga mengimbau civitas MIN 20 untuk mendukung penuh program yang dicanangkan oleh Menteri Agama yaitu gerakan menanam pohon Matoa di halaman madrasah.
Selepas itu, Kakankemenag Mawardi melakukan Pembinaan terhadap GTK MIN 22 yang dipimpin oleh Muhdlor Khodlori seraya bersilaturahim. Mawardi kembali menegaskan agar para Guru selama mengajar dan mendidik dapat menghadirkan suasana mengajar yang menyenangkan dengan cara membangun komunikasi yang efektif.
"Mengajar itu adalah tugas yang menyenangkan, maka buatlah suasana mengajar yang menyenangkan diri dan orang lain (siswa)," imbuh Mawardi.
Sebagai pengajar dan pendidik, guru harus mampu menjadi individu yang ramah, terbuka, tidak berkubu, suka menyendiri dan merasa menjadi yang terhebat karna faktor kedekatan dengan orang tertentu. "Jika masih ada guru yang demikian, maka Kepala Madrasah bertanggung jawab untuk mencairkan hal demikian," kata Mawardi.
Beberapa karakteristik guru yang disebutkan oleh Mawardi di atas bertujuan agar benturan terhadap sesama guru apalagi terhadap siswa bisa dihindarkan. Dengan begitu, akan tercipta suasana kegiatan belajar dan mengajar yang asyik, menyenangkan dan kondusif.
"Guru haruslah responsif terhadap segala sapaan bahkan candaan siswa. Peduli dengan kesulitan siswa memahami pelajaran. Jika tidak, sebenarnya dia sedang meracuni civitas madrasah," pungkas Mawardi.