Berita

Pembelajaran Berkarakter Kearifan Lokal, Peserta Didik MTsN 32 Jakarta Home Stay di Desa Pentingsari, Sleman, Jogjakarta

blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jogjakarta (Humas MTsN 32 Jakarta) -- Peserta didik Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 32 Jakarta Selatan singgah di desa wisata Penting Sari untuk membaur dan mengenal budaya masyarakat setempat (home stay) pada tanggal 28-29 April 2019.

Kepala Desa Pentingsari, Rejo Muljono menyambut langsung kedatangan rombongan peserta didik dan guru pembimbing di pendopo dusun, Minggu sore (28/4). "Saya ucapkan selamat datang di dusun ini, silahkan menikmati suasana pedesaan yang asri serta semoga kedatangan adik-adik menambah persaudaraan," ujarnya.

Sejumlah 138 peserta didik yang didampingi 40 orang guru pembimbing selanjutnya ditempatkan di 20 rumah penduduk untuk membaur dan melaksanakan proses interaksi sosial dengan masyarakat setempat.

Dasiman, salah satu penduduk menjelaskan bahwa Desa Pentingsari diresmikan menjadi desa wisata pada tahun 2008 dengan menawarkan wisata alam dan wisata budaya sebagai daya tarik utamanya.

"Desa Pentingsari merupakan salah satu pelopor desa wisata di Yogyakarta. Secara geografis, Desa Pentingsari berada di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya yang berada di lereng Merapi membuat desa ini selalu diselimuti hawa sejuk baik siang maupun malam." Terangnya.

"Adapun aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung antara lain, membajak sawah, panen padi, memancing bahkan kita juga bisa mengikuti kursus singkat menari Jawa, belajar karawitan, kreasi janur, dan di waktu tertentu, pengunjung juga akan diajak mengikuti kenduri atau syukuran desa. Jika datang bersama rombongan, disini juga menyediakan fasilitas outbond dan sepak bola lumpur." Tambahnya.

Anathaya Nafisah, salah satu peserta mengatakan, Banyak aktivitas yang bisa dilakukan disini selain menikmati keindahan alam pedesaan. Disini tuh kita nggak cuma numpang tidur, tetapi juga bisa mengikuti berbagai aktivitas dan berbaur dengan penduduk sekitar.

Sedangkan Kepala madrasah, Hj. Makiyah menjelaskan, bahwa Pembelajaran berbasis kearifan lokal sebagai sarana pembelajaran berwawasan inklusif Agar peserta didik memiliki pemahaman dan pengalaman interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. /Yyt76

 

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor