Jakarta (Inmas) --- Tepat pukul 15.30 WIB Kloter 63 Debarkasi Jakarta Pondok Gede, tiba di asrama Jakarta Pondok Gede. Dengan membawa 386 Jemaah haji yang berasal dari Provinsi DKI dan Banten. Rabu (26/09).
“ Alhamdulilah kloter terakhir debarkasi Jakarta Pondok Gede telah tiba di Asrama Haji Pondok Gede,” ujarnya saat diwawancara usai penerimaan Jemaah haji di Gedung Serbaguna (SG) 2.
Pada proses pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji, Saiful mengutarakan ada beberapa perhatian dan secara umum pelaksanaan tersebut berjalan dengan lancar sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP).
“ Namun yang menjadi kendala bahwa 70 persen jemaah haji sudah memasuki resiko tinggi dan usia diatas 60 tahun,” imbuhnya.
“ Dan alhamdulilah, setelah ditanyakan pada seluruh jemaah haji sebelum mengambil air zam – zam, mereka menyerukan dengan hasil yang baik pada pelayanan jemaah haji tahun ini,” lanjutnya.
Adapun mengenai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2018 ini. Pertama, perlu mengantisipasi mulai dari perekrutan petugas, kedua sistem pada kloter sudah terbentuk lama sebelum pelaksanaan ibadah haji.
“ Sehingga ketua kloter sudah mengetahui secara pasti tentang kekuatan calon jemaah haji, sehingga bisa mengantisipasi hambatan dan pendukung pada kloter tersebut,” terangnya.
“ Itu termasuk petugas yang menyertai jemaah dan petugas dokter,” lanjutnya.
Ketiga, Sosialisasi dalam manasik haji, baik KUA, tingkat kota, maupun secara massal.
“ Ini terkait kondisi fisik calon jemaah haji. Karena ibadah haji 80 persen menggunakan fisik, ini yang perlu kita pahami,” ujarnya di ruang kerja ketua PPIH.
Menyangkut evaluasi yang akan dilaksanakan pada Kamis (27/09), Ketua PPIH akan membahas mulai dari kepanitian, dokumen maupun tugas yang lain.
“ Catatan ini akan menjadi pertimbangan dan evaluasi pada tingkat nasional,” tegasnya.
Ketua PPIH berharap kedepannya akan selalu memperbaiki SOP dan meningkatkan pelayanan pada jemaah dan terus memberikan pembinaan pada petugas yang menyertai jemaah.
“ Kita akan menyiapkan tenaga yang profesioanal untuk pelaksanaan ini, sehingga panitia penyelenggara merupakan orang yang siap bekerja,” kata Saiful.
“ Jadi diperlukan kekuatan mental dalam bekerja,” tambahnya. /fh/