Jakarta (Humas MIN 17 Kepulauan Seribu) --- Pagi itu, ruang-ruang kelas MIN 17 Kepulauan Seribu terasa lebih hidup dari biasanya. Di antara deretan meja dan layar ponsel yang menyala di genggaman, siswa-siswi kelas 4 tampak duduk dengan penuh rasa ingin tahu saat mengikuti simulasi penggunaan aplikasi Computer Based Test (CBT) menjelang Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) tahun ajaran 2025/2026. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, (24/11/2025), sebuah hari yang dipilih khusus untuk memastikan kesiapan para peserta didik dalam menghadapi ujian digital berbasis HP.
Saat halaman login aplikasi muncul di layar HP masing-masing, beberapa siswa tampak sedikit tegang. Dengan arahan proktor Teguh Prasetiyo, jari-jari kecil mereka mulai mengetikkan username dan password. Sesekali terdengar bisikan kecil menanyakan letak tombol tertentu, yang langsung disambut senyuman dan bimbingan lembut dari para guru pendamping. Simulasi ini bukan hanya latihan teknis, tetapi juga pengalaman baru dalam menggunakan perangkat pribadi untuk ujian.
Kepala MIN 17 Kepulauan Seribu, Bahtiaroni yang turut memantau kegiatan menegaskan bahwa simulasi ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesiapan mental siswa. “Kami ingin mereka tenang, tidak gugup, dan terbiasa menggunakan aplikasi saat ASAS dimulai hari ini,” ujarnya. Sekolah berharap proses adaptasi terhadap ujian berbasis HP dapat berjalan tanpa kendala berarti.
Meskipun tidak dilaksanakan di laboratorium komputer, suasana kelas tak kalah serius. Teguh Prasetiyo memastikan jaringan internet sekolah stabil, sementara guru pendamping Sukana, Sulha, dan Moh. Alwi berkeliling dari satu siswa ke siswa lain, memastikan setiap anak memahami cara menggeser halaman soal, menandai pertanyaan, hingga mengirim jawaban melalui HP. Setiap kebingungan selalu berubah menjadi pemahaman, menumbuhkan rasa percaya diri pada diri anak-anak.
Para guru menggunakan pendekatan yang ramah dan sederhana dalam menjelaskan fitur-fitur aplikasi. “Kalau mau balik ke soal sebelumnya, geser saja seperti saat kamu pindah foto,” ujar Sulha, salah satu guru. Dengan perumpamaan yang dekat dengan keseharian siswa, HP yang semula terasa membingungkan kini menjadi alat belajar yang akrab.
Menariknya, banyak siswa justru terlihat menikmati proses tersebut. Ada yang tersenyum puas setelah berhasil menjawab semua soal simulasi, sementara yang lain tampak dengan bangga membantu temannya yang sedikit kesulitan. Teknologi ternyata bukan penghalang bagi mereka, melainkan pengalaman baru yang memberi ruang untuk saling belajar dan bekerja sama.
Pada akhir kegiatan, para guru dan proktor tampak lega melihat kelancaran simulasi. Penggunaan HP terbukti efektif dan mudah diikuti oleh para siswa. Sekolah pun optimis bahwa pelaksanaan ASAS berbasis CBT akan berjalan mulus. Kini anak-anak itu melangkah menuju ujian yang sesungguhnya dengan rasa percaya diri yang lebih kuat dan kesiapan yang lebih matang. (j)