Berita

Bhakti Sosial Chines Medicine, Rangkaian Akhir Gema Waisak 2025

blog

Jakarta, (Humas Kankemenag Kota Jakarta Timur)--Penyelenggara Buddha Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur bekerjasama dengan Darma Wanita Persatuan (DWP) Kankemenag Kota Jakarta Timur , Institut Nalanda serta panitia Gema Waisak 2025menggelar kegiatan Bhakti Sosial Chinese medicine, Kamis (8/5/2025) di Aula Kankemenag Kota Jakarta Timur.

 

 

Bhakti sosial  yang mengambil tema “ Menyalakan Pelita Kebajikan di Setiap Langkah” ini merupakan salah satu rangkaian perayaan Gema Waisak. Sebelumnya telah digelar rangkaian kegiatan seperti bersih-bersih Vihara, Bhakti sosial  bagi-bagi sembako, doa Bersama,  Penanaman Pohon Matoa serta tabur bunga.

 

 

“Ini adalah rangkaian terakhir dari kegiatan Veksakha Sanada atau Gema Waisak Tahun 2025, dan acara puncak perayaannya akan digelar di Candi Borobudur pada tanggal 12 Mei mendatang,” Jelas Penyelenggara Buddha kankemenag Kota Jakarta Timur, Joko Santoso.

 

 

Aisyah Zulkarnain, dalam sambutannya mengungkapkan tema yang diambil dalam kegiatan ini memiliki makna mendalam dimana didalamnya tersirat makna setiap Tindakan kecil yang dilandasi niat baik mampu menjadi penerang bagi kehidupan orang lain. Karenanya diharapkan  adanya kegiatan hari ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk semua.

 

 

“Semoga Pelita Kebajikan yang kita nyalakan hari ini dapat terus berkobar dan menerangi jalan menuju  Masyarakat yang adil Makmur dan Sentosa,” Ucap Aisyah.

Bhakti sosial ini dibuka Pebimas Buddha Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, Suliarna. Dalam sambutannya Suliarna mengungkapkan berbagai kegiatan yang telah dilakukan bimas Buddha dalam menyambut perayaan Waisak tahun 2025 ini; Sebagaimana disampaikan Penyelenggara Buddha Kankemenag Kota JakTim sebelumnya, dimana perayaan Gema waisak memiliki rangkaian kegiatan. Kegiatan ini dimulai sejak tanggal 11 April Kemarin.

 

 

“Sebagai awal,  kita bersih bersih rumah ibadah. Kemudian ada vesakha Sanada yakni merayakan waisak dengan suka cita. Tentu bagi umat buddha, waisak itu bukan sekedar seremoni atau ritual tetapi juga harus mewujud di dalam kehidupan sosial,” Jelas Suliarna.

 

 

Salah satu perwujudan tersebut, Jelas Suliarna dapat dilihat melalui kegiatan Bhakti sosial ini, dmana ada kegiatan yang langsung menyentuh ke Masyarakat. Selain itu, ada juga kegiatan sebulan tadarus untuk muslim. Kegiatan taddarus ini,  di umat Buddha dinamakan membaca 1000 kali Mahita atau bisa juga dikatakan surat atau ayat.

 

 

“Pembacaan Mahita, atau surat ini dilakukan sampai nanti tanggal 12 Mei sebagai acara puncak di Candi Borobudur,,” Ujarnya.

 

 

Hadir dalam kegiatan penyelenggara Zakat Wakaf, Nasrullah Jamaluddin; Kasi Pendidikan Pondok Pesantren Silvia hanim, Penyelenggara Kristen Lisda Manurung, Penyelenggara Katolik Puryanto dan Kepala Seksi Bimas Islam, Desmon Andrian. Ea

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor