Artikel

Kecakapan Virtual Coordinator, Pengembangan Kompetensi Guru Bergaya Kekinian

blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan dalam Kurikulum 2013 dibuat untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas Indonesia Tahun 2045. Standar tersebut berbasis pada kompetensi abad 21. Pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal atau dikenal dengan 4 C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving; Creativity and Innovation; Communication; dan   Collaboration.

Keempat kompetensi tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha dasar dalam membentuk tingkah laku peserta didik. Dan peserta didik dikatakan telah belajar jika terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya. Hal ini yang paling substansial dalam dunia pendidikan.

Dengan pendidikan, siswa dipersiapkan secara serius lahir dan batinnya, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikapnya untuk menghadapi segala tantangan di jaman mereka. Quote yang terkenal dari Ali bin Abi Thalib yaitu; “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan jamannya karena mereka hidup bukan di jamanmu”.

Tantangan yang dihadapi siswa berbeda dengan tantangan yang dihadapi kita sebagai gurunya. Mereka adalah Digital Natives, semenjak lahir sudah terpapar hal-hal berbau digital. Sedangkan mayoritas guru saat ini adalah Digital Immigrants, yang baru mengenal hal-hal berbau digital setelah dewasa. Sehingga untuk mengimbangi siswanya, guru menjadi punya kewajiban untuk dekat dengan dunia digital. Hal ini tak lain bertujuan meningkatkan kapasitas guru dalam mendidik. Oleh karena itu, guru harus mengembangkan diri dalam mendidik siswanya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi guru telah dilakukan oleh SEAMOLEC, organisasi kementerian pendidikan se-Asia Tenggara yang bergerak di bidang pendidikan, yang memiliki fokus bidang Pendidikan Terbuka Jarak Jauh (PTJJ). Organisasi ini rutin melakukan pelatihan untuk guru, salah satunya bertajuk Virtual Coordinating Training (VCT) dengan menggunakan platform Webex untuk konferensi video jarak jauh.

Dalam pelaksanaannya, peserta dilatih untuk mengelola, menjadi narasumber, host, dan moderator melalui konferensi video. Selanjutnya merancang dari awal hingga mempublikasikan ke media sosial. Dan setiap peserta menjalankan 2 kali kewajiban tersebut.

Adapun kecakapan yang diperoleh peserta dimulai dari mempersiapkan kegiatan, yaitu membuat flyer (poster) menggunakan aplikasi Canva, Photoshop, Coreldraw atau yang familiar seperti Powerpoint atau Ms. Word.  Untuk mendukung flyer yang telah dibuat, peserta dilatih memiliki kecakapan membuat narasi kegiatan, berisi pengetahuan awal tentang hal yang akan disampaikan, jadwal kegiatan, serta informasi link platform video conference, room number, dan password. Untuk publikasi mengenai konferensi yang akan berlangsung disajikan dalam flyer dicantumkan QR code.

Selanjutnya, tahap implementasi kegiatan menggunakan Webex. Webex dipilih karena memiliki kekuatan gambar dan video yang stabil. Peserta juga membuat presensi online dengan menggunakan google form atau microsoft form, namun jika ingin menggunakan presensi yang dapat ditandatangani, dapat menggunakan zoho form sebagai pilihan. Untuk membagi link form yang panjang dapat digunakan gg.gg atau bit.ly.

Dalam setiap kegiatan dilakukan dokumentasi sebagai jejak digital edukasi 4.0. Dokumentasi berupa rekaman dapat dengan laptop atau PC menggunakan Camtasia, Screencast o Matic, atau Faststone. Sedangkan aplikasi yang digunakan untuk merekam layar melalui handphone atau tablet dapat menggunakan di antaranya DU Recorder atau V-Recorder. Rekaman tersebut diunggah ke youtube agar dapat disimpan atau dipelajari kembali.

Seluruh bukti kegiatan disimpan dalam google drive dan dikumpulkan melalui google form. Sebagai bukti lulus, peserta memperoleh sertifikat senilai 39 jam, karena pelatihan ini berjalan kurang lebih selama 30 hari.

Terlepas dari teknologi apa pun yang digunakan untuk meng-upgrade kompetensi guru agar sesuai dengan era saat ini, peserta didik perlu dibekali dengan kesadaran akan pentingnya keamanan berselancar dalam dunia maya. Hal tersebut penting sebagai bentuk pendidikan kita akan sikap atau akhlak siswa, sehingga semaju apa pun teknologi, jika diimbangi dengan iman yang kuat, Insya Allah akan manfaat dan selamat.

Selamat datang perubahan !!!

Penulis : Tinia Leyli Shofia Ahmad (MAN 9 Jakarta)

Terkait