Artikel

Best Practices Jejaring dengan Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di MGMP Biologi MA DKI Jakarta

blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Guru memiliki peran strategis dalam bidang pendidikan, bahkan sumber pendidikan lain dianggap kurang berarti tanpa keberadaan guru yang berkualitas. Kinerja dan kompetensi guru turut menyumbang transformasi perubahan peserta didik, dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari tidak mandiri menjadi mandiri, dari akhlak buruk menjadi baik.

Dapat dikatakan guru merupakan ujung tombak dan kunci utama dalam meningkatkan kualitas atas hasil pendidikan.

Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi,  guru harus meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan. Rumusan regulatif menjadi guru profesional adalah kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi guru harus dilaksanakan secara profesional, terarah, terstandar, mudah diakses, dan berkelanjutan. Disamping itu, dibutuhkan wadah pembinaan dan pengembangan profesi guru yang mandiri, profesional, dekat dengan guru, dan kontekstual dengan kondisi pendidikan madrasah.

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan wadah terdekat dan efektif dalam peningkatan profesionalitas guru. 

Saat ini, MGMP Biologi MA DKI Jakarta beranggotakan 83 guru Biologi Madrasah Aliyah, baik negeri atau pun swasta di Provinsi DKI Jakarta. MGMP ini memiliki kepengurusan di tingkat provinsi dan lima wilayah kota. Berdasarkan SK sebelumnya, yang berlaku empat tahun terakhir, MGMP Biologi MA DKI Jakarta hanya memiliki kepengurusan di tingkat provinsi. Namun sejak terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1381 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Madrasah, MGMP membentuk kepengurusan di lima wilayah kota.

Penyebaran demografis madrasah di masing-masing wilayah kota tidak merata. Oleh karena itu untuk memenuhi kuota minimal 15 orang anggota, pengurus MGMP tingkat provinsi merumuskan penyebaran anggota. Wilayah yang anggotanya banyak diperbantukan di wilayah yang kekurangan anggota, sehingga kuota anggota dapat terpenuhi. Pembentukan organisasi profesi MGMP Tingkat Kota dilakukan saat kondisi pandemik Covid-19 secara virtual. MGMP Biologi MA Tingkat Kota telah melakukan rapat kerja, membentuk AD/ART dan program kerja, serta sedang proses pengusulan SK kepengurusan.

MGMP Bologi telah dan sedang menjalin kerjasama dengan beberapa PTN dan PTS di Indonesia. Perguruan Tinggi yang bekerjasama dengan MGMP Biologi yaitu IPB (Institut Pertanian Bogor), Unesa (Universitas Negeri Surabaya), UM (Universitas Negeri Malang), UNJ (Universitas Negeri Jakarta), UAI (Universitas Al-Azhar Indonesia), dan Stikes Widya Cipta Husada Malang. Saat ini MGMP juga sedang mencari peluang kerjasama dengan UIN Syarif Hidayatullah.

Salah satu poin Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Dosen memiliki Beban Kinerja Dosen (BKD), sehingga wajib melakukan PKM. Tetapi mereka jarang melirik sekolah untuk melakukan PKM-nya, terutama sekolah yang berada di wilayah yang dianggap sudah maju seperti DKI Jakarta.

Program kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Biologi MA DKI Jakarta berdasar pada beberapa hal, yaitu: analisis hasil belajar peserta didik; masukan tentang kesulitan guru terkait KBM (Kegiatan Belajar Mengajar); dan hasil AKG (Asesmen Kompetensi Guru) atau PKG (Penilaian Kinerja Guru).

Hasil analisis dikelompokkan menjadi empat kompetensi, yakni profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian. Dari hasil analisis, dibuatlah Rencana Tindak Lanjut (RTL). RTL bisa berkenaan dengan siapa narasumber yang akan dilibatkan, apakah narasumber internal dari anggota MGMP, atau dari eksternal, dari perguruan tinggi atau lembaga lain. Sedangkan RTL yang dilakukan merupakan PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan), ada yang bersifat rutin atau pengembangan.

PKB rutin dalam MGMP di antaranya berupa penyusunan program dan perangkat pembelajaran dan pengembangan bahan ajar. Sedangkan PKB pengembangan seperti: seminar atau webinar, workshop, character building, studi lapang, dan pengelolaan media sosial MGMP.

Keberhasilan program kerja MGMP tidak lepas dari peran Pembina, yakni Kepala Madrasah dan Ketua Sanggar, juga Pengawas. Kanwil dan Kankemenag juga berperan sebagai Pelindung, Pengarah, dan Penanggungjawab.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan MGMP juga dapat dilihat dari kekuatan yang dapat digali dalam SDM anggota MGMP, jejaring kerjasama yang dimiliki, silaturahim yang baik dengan stake holder, serta dukungan dari semua pihak terkait. Satu hal paling penting yang mendasari keberhasilan program adalah adanya visi misi sejalan dari anggota atau pengurus MGMP, tekad, dan semangat kebersamaan untuk maju.

Dibalik suksesnya MGMP, pasti ada kendala yang pernah dihadapi. Tetapi, jadikanlah kendala sebagai peluang kebaikan untuk lebih mengembangkan MGMP. adapun kendala yang kerap terjadi di antaranya adalah kurang meratanya kompetensi anggota, pengelolaan waktu antara tugas utama di madrasah dan kegiatan MGMP, kurangnya kemauan berkembang anggota, dan masalah pembiayaan.

Kesemua kendala itu dapat diatasi dengan memaksimalkan kekuatan yang ada dalam MGMP dan pembinaan intensif dari para Pembina. Terkait dengan masalah pendanaan, kerjasama MGMP dengan perguruan tinggi yang dilakukan dalam kerangka PKM, kesemuanya tidak berbayar. Perguruan tinggi yang menangung pembiayaannya. MGMP juga dapat bekerjasama dengan penerbit buku dalam pemenuhan narasumber dan penambahan uang kas.

Kendala lain yang juga kerap muncul saat pandemik Covid-19 adalah masalah kurangnya pemenuhan kuota internet bagi beberapa anggota. Untuk mengatasi permasalahan ini, MGMP Biologi berusaha mengkoordinir dana bantuan kuota dari guru-guru PNS, terutama yang sudah tersertifikasi, untuk mensubsidi guru-guru yang terdampak kuota, sehingga tidak ada alasan PKB tidak dapat berjalan.

Terkait dengan faktor internal seperti kurangnya kemauan dan kesibukan di madrasah asal, pengurus terus berusaha melakukan pendekatan intensif secara persuasif kepada guru yang bersangkutan juga kepala madrasahnya. Slain itu, pendekatan juga dapat dilakukan melalui pengawas dan pihak Kankemenag atau Kanwil.

Keberhasilan pelaksanaan program MGMP juga dapat dilihat dari strategi yang dilakukan. MGMP Biologi MA DKI Jakarta memiliki beberapa strategi, yaitu: pembinaan; restrukturisasi dan kaderisasi kepengurusan baik di tingkat provinsi maupun di wilayah kota; menjalin kerjasama strategis dengan berbagai lembaga; pendampingan, pemberdayaan dan diseminasi kompetensi.

Pengurus tingkat provinsi berkewajiban melakukan pendampingan di tingkat kota, dengan cara masuk ke dalam kepengurusan ataupun memberi kesempatan pengurus dan anggota MGMP kota untuk menjadi panitia kegiatan. Dengan demikian kompetensi guru-guru dari seluruh wilayah akan makin terasah. Serta guru-guru yang memiliki kompetensi tertentu juga kerap diminta untuk melakukan diseminasi kepada anggota MGMP lainnya.

Terlepas dari itu semua, sebaik apa pun rencana disusun, hasil PKB pasti akan dilihat dari hasil belajar peserta didik. Guru yang kompeten akan melahirkan peserta didik yang kompeten. Oleh karena itu, Peserta didik harus dipersiapkan secara serius lahir dan batin, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap untuk menghadapi segala tantangan di jaman mereka.

“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan jamannya karena mereka hidup bukan di jamanmu”. (Ali bin Abi Thalib).

Untuk itu, alasan apalagi yang dapat diajukan untuk tidak aktif dalam MGMP???

Penulis: Tinia Leyli Shofia Ahmad (MAN 9 Jakarta)

Terkait