Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) — Dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE/2025, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Ditjen Bimas Buddha) Kementerian Agama RI menggelar Doa Kebangsaan Menyambut Waisak (Thudong 2025) di Riverwalk Island, Pantai Indah Kapuk, Jakarta, pada Sabtu, 19 April 2025. Kegiatan ini berlangsung khidmat di tengah suasana damai dan penuh semangat kebhinekaan.
Momentum ini menjadi istimewa karena kehadiran 38 Bhikkhu asal Thailand yang tengah melaksanakan perjalanan spiritual Thudong, yaitu tradisi berjalan kaki sejauh ribuan kilometer dari Bangkok, Thailand, menuju Candi Borobudur, Magelang, Indonesia, untuk memperingati puncak Waisak pada akhir Mei mendatang.
Kegiatan doa bersama ini juga menjadi bagian dari rangkaian penyambutan Thudong 2025, yang bertujuan meneguhkan komitmen bangsa terhadap nilai-nilai toleransi antarumat beragama, perdamaian dunia, dan keharmonisan hidup berbangsa.
Doa Lintas Agama: Simbol Harmoni dan Moderasi
Dalam kegiatan tersebut, doa lintas agama dilangsungkan sebagai wujud nyata moderasi beragama, dihadiri oleh para pemuka lintas agama, tokoh masyarakat, serta pimpinan instansi pusat dan daerah. Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kemenag RI, Ali Ramdhani, yang hadir mewakili Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah lebih dari seremoni keagamaan, melainkan juga ruang kontemplasi spiritual dan sosial.
“Ini adalah momentum refleksi dan perjumpaan lintas iman yang memperkuat nilai-nilai perdamaian, persaudaraan, dan persatuan bangsa. Kita tidak boleh lelah menyuarakan kebaikan dan saling pengertian di tengah kemajemukan,” ujar Ali Ramdhani membacakan sambutan Menag.
Menag melalui pesannya menekankan bahwa perjalanan para Bhikkhu bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi simbol kesederhanaan hidup, kedisiplinan spiritual, dan pesan damai universal. Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kedamaian, mempererat kerukunan, dan menjadi bagian dari solusi dalam menghadapi tantangan zaman.
“Kita perlu lebih banyak menyuarakan perdamaian daripada perpecahan, menumbuhkan empati menggantikan prasangka, serta memperkuat solidaritas sebagai sesama anak bangsa,” lanjut Ali.
Wujud Komitmen Negara untuk Layanan Agama yang Inklusif
Dalam kesempatan yang sama, Kementerian Agama RI juga menegaskan komitmennya dalam memperkuat layanan keagamaan yang inklusif dan humanis. Menteri Agama melalui Ali Ramdhani menyatakan bahwa aparatur negara dan pemuka agama harus mampu tampil sebagai teladan kasih, pengayom kerukunan, dan jembatan antara perbedaan.
“Kami terus mendorong terbentuknya pemuka agama yang profesional, penuh kasih, dan memiliki kepekaan sosial terhadap realitas masyarakat majemuk,” ujar Menag dalam sambutannya.
Turut Hadir Tokoh Lintas Agama dan Umat Buddha Tridharma
Hadir dalam kegiatan ini, Penyelenggara Buddha Kankemenag Kota Jakarta Utara, Mugiyanto, mewakili Kakankemenag Jakarta Utara, bersama tokoh-tokoh agama Buddha Tridharma, para pemuka lintas agama, organisasi keagamaan, serta tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang.
Umat Buddha yang hadir menyambut hangat para Bhikkhu dan mengikuti doa bersama dengan penuh penghormatan. Suasana Riverwalk Island pun menjadi saksi perayaan kebhinnekaan dan pesan universal dari Thudong: hidup dalam kedamaian, kesederhanaan, dan saling menghormati.
Harapan dari Perjalanan Suci
Acara ditutup dengan pelepasan para Bhikkhu menuju etape perjalanan selanjutnya, dengan harapan bahwa setiap langkah mereka membawa pesan damai ke seluruh penjuru negeri.
“Semoga setiap langkah Thudong menjadi cahaya bagi umat dan bangsa, menyebarkan vibrasi kebaikan, keteduhan, dan kedamaian di mana pun berada,” tutup Menag melalui sambutan tertulisnya.