Jakarta (Inmas) --- Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Kholis mengingatkan untuk melakukan evaluasi dan investigasi diri. Sehingga mengetahui kekurangan pada dunia pendidikan maupun lingkungan pendidikan.
“ Lakukanlah evaluasi dan audit diawal, sehingga dapat mengetahui kekurangannya dan memikirkan jauh kedepan dengan tujuan mempunyai mimpi yang besar,” ujarnya.
“ Sehingga akan memunculkan inovatif sekaligus menyusun langkah inovatif untuk mencapainya dan menyusun langkah antisipasinya,” lanjutnya.
Sejatinya dalam manajemen modern, seorang pemimpin tidak boleh menempatkan dirinya layaknya komentator bola. Maksudnya, jika menempatkan seperti itu seolah – olah pemain bola itu tidak ada yang pintar. Jadi yang pintar itu komentatornya saja.
“Di daerah modern ini tidak boleh memiliki pemimpin - pemimpin komentator, sehingga pemimpin pada era saat ini harus mampu terlibat langsung di dalam dunia yang dipimpinnya,” terangnya saat memberikan sambutan dalam pembinaan Pertanggungjawaban Pelaksana APBN/APBD Tahun 2018 di Aula Jayakarta.
Dalam segi volume pada perencanaan, disini masih adanya kegiatan yang dampaknya pada peningkatan aktifitas pendidikan belum sesuai rasional.
“ Agar serapan tahun sebelumnya tidak mubazir, maka kurangi volume jika kegiatannya sama,” jelasnya.
Dalam ridandum, diperlukan skin the games pada seorang pemimpin terlibat langsung dalam perencanaan. Agar menimalisir anggaran agar lebih bermanfaat outputnya dengan prinsip - prinsip efisiensi yang bisa kita lakukan.
“ Sehingga perlunya langkah inovasi yang sedang kita lakukan untuk menyederhanakan belanja pegawai berdampak terhadap fungsi pendidikan dan fungsi keagamaan,” imbuh Plt Itjen Kemenag.