Jakarta (Humas MIN 17 Kepulauan Seribu) – Bukan hanya para siswa yang antusias menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, tetapi guru dan tenaga kependidikan (GTK) MIN 17 Kepulauan Seribu pun tak mau ketinggalan ikut ambil bagian. Mereka berbaur dalam suasana riang gembira lewat berbagai lomba yang menantang sekaligus mengundang gelak tawa. Jum'at, (22/8/2025).
Tidak hanya guru, tetapi juga pegawai tata usaha dan tenaga pendukung sekolah. Semua tampak kompak mengenakan nuansa merah putih, menandakan semangat nasionalisme yang tak lekang meski digelar di tengah kesibukan tugas harian mendidik generasi.
Berbagai lomba khas Agustusan, mulai dari permainan sederhana, adu strategi, hingga lomba ketangkasan. Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah lomba estafet plastik besar yang menguji kekompakan dan koordinasi antar guru. Suasana penuh tawa mewarnai jalannya acara ketika peserta saling berusaha menyeimbangkan langkah agar tim tidak kalah cepat.
Acara dipusatkan di halaman terbuka dekat pantai MIN 17, di bawah rindangnya pepohonan kelapa. Angin laut yang semilir menambah semarak suasana, seakan mengingatkan bahwa kemerdekaan bukan hanya milik daratan besar, tetapi juga pulau-pulau kecil yang menjadi benteng Indonesia di ujung utara Jakarta.
Rangkaian lomba GTK digelar tepatnya siang menjelang sore setelah siswa menyelesaikan lomba di pagi hari. Jadwal ini sengaja dipilih agar para guru bisa lebih leluasa mengikuti lomba, sekaligus memberi kesempatan kepada siswa untuk menyaksikan dan memberi semangat kepada gurunya.
Menurut Jihadi, ketua panitia lomba, keterlibatan guru dan tenaga kependidikan merupakan cara untuk mempererat silaturahmi serta menumbuhkan rasa kebersamaan. “Kami ingin menunjukkan bahwa kemerdekaan dirayakan dengan suka cita oleh semua kalangan, termasuk guru yang biasanya hanya jadi penyemangat siswa. Sekarang giliran kami yang ditantang,” ujarnya sambil tertawa.
Kepala MIN 17 Kepulauan Seribu, Bahtiaroni, mengapresiasi semangat guru dan tenaga kependidikan yang ikut serta. Ia menegaskan bahwa lomba ini bukan sekadar hiburan, melainkan wadah untuk menumbuhkan jiwa sportivitas, kerja sama, dan kegembiraan bersama. “Semangat merah putih harus terasa dalam setiap sendi kehidupan, termasuk di lingkungan madrasah. Lomba ini menjadi bukti bahwa kebersamaan adalah kunci kemajuan,” katanya. (j)