Berita
Haji 2025

Sukses Tahun 2025, Operasional Haji Penuh Tantangan

Kamis, 10 Juli 2025
blog

Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, mengungkapkan bahwa operasional haji tahun 2025 menghadapi berbagai tantangan yang tidak dialami pada tahun sebelumnya. Dalam acara penutupan operasional haji Debarkasi Jakarta Pondok Gede, Hilman menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas yang telah bekerja keras dalam kondisi yang tidak mudah.

 

"Bagi saya tidak ada yang berbeda. Semua memiliki pandangan yang sama, kepentingannya yang sama, posisi yang sama-sama pentingnya pada kesuksesan haji yang tidak dilakukan oleh satu tim yang lain," ungkap Hilman Latief, Kamis (10/07).

 

Dirjen PHU ini mengakui bahwa ada konsekuensi yang harus dihadapi sebagai penyelenggara haji. "Itulah konsekuensi kita sebagai penyelenggara. Tentu ada banyak hal yang berlaku pada kita sekalian, dan pelayanan yang terjadi selalu tidak bisa dilepaskan dari kedisiplinan tugas kita," jelasnya.

 

Hilman Latief menyoroti perubahan kebijakan yang sangat ketat di Arab Saudi tahun ini, khususnya terkait akses masuk ke Kota Mekah. "Tahun lalu, masuk Mekah masih mudah. Tahun ini, sangat sulit sekali masuk ke Kota Mekah. Tidak ada seorang pun yang diizinkan berada di Kota Mekah tanpa memiliki legalitas," ungkapnya.

 

Lebih lanjut, Hilman menjelaskan dampak kebijakan ketat tersebut terhadap warga lokal dan pekerja di Mekah. "Orang Mekah sendiri, termasuk orang Mekah yang KTP-nya bukan Mekah, itu akan diusir. Pekerja-pekerja yang sudah bertahun-tahun tinggal di Mekah juga tidak boleh ada yang di Mekah, harus keluar dari Kota Mekah," terangnya.

 

Dampak kebijakan ini juga dirasakan oleh operasional penyelenggaraan haji Indonesia. "Termasuk tukang masak kita, pegawai-pegawai yang biasa menggunakan alat-alat seperti mesin di dapur, teknisi, yang tidak memiliki KTP Mekah harus keluar. Jadi memang sepi sekali di Mekah sekarang," kata Hilman menggambarkan kondisi yang dihadapi.

 

Direktur Jenderal PHU ini mengibaratkan kondisi Mekah tahun ini seperti masa pandemi COVID-19. "Sepi sekali di Mekah, seperti musim COVID. Toko-toko banyak yang tutup karena tidak ada yang jaga. Dapur-dapur kita hampir merugi karena pegawainya hampir ditangkap," ungkapnya.

 

Hilman juga menyinggung masalah yang dihadapi oleh travel haji tahun ini. "Beberapa travel haji krisis muthawif karena tidak semua muthawif itu punya ekonomi Mekah. Kalau di Arab Saudi, kalau rumahnya dari Medina atau di kota lain, situasinya menjadi mencekam dan ketat sekali," jelasnya.

 

Meski menghadapi berbagai tantangan, Hilman Latief menyampaikan rasa syukur atas pencapaian yang diraih. "Saya ingin menyampaikan, jumlah yang wafat sampai hari ini hanya berbeda 15 dengan tahun lalu. Tapi tahun lalu kita mendapat banyak kuota, 20 ribu tambahan. Artinya presentasenya tahun ini lebih baik," ungkapnya.

 

Mengakhiri sambutannya, Hilman Latief menyampaikan ketidakpastian mengenai masa depan penyelenggaraan haji. "Kita masih menunggu perkembangan, apakah Kementerian Agama masih akan menangani haji tahun depan atau sudah bergeser ke badan haji. Ini konsekuensi dari kebijakan politik yang dirumuskan oleh pemerintah saat ini," pungkasnya.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor