Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Utara, Mawardi Abdul Gani bersama Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Samsurial melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ujian madrasah siswa-siswi kelas 6 Madrasah Ibtidaiyyah Ar-Rasyidiyyah dan Al-Marjan pada Senin, (19/5/2025).
Beberapa tujuan utama dlaksanakan Monev ini adalah untuk mengevaluasi kualitas proses belajar-mengajar dan hasil asesmen di madrasah yang dlaksanakan sejak tanggal 14-21 Mei 2025. Selain itu, monev dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam proses asesmen serta mengukur capaian standar kualitas pendidikan pada madrasah.
“Kami juga ingin melihat bagaimana mekanisme dua madrasah ini dalam penerimaan murid baru di tahun ini,” terang Mawardi.
Selain melihat dari dekat proses ujian siswa kelas 6, bincang-bincang Kakankemenag bersama para kepala madrasah ibtidaiyyah pagi tadi adalah seputar program-program unggulan madrasah serta dinamika yang dihadapinya dalam meningkatkan mutu dan kualitas. Termasuk tanya jawab soal sumber atau referensi yang digunakan madrasah sebagai acuan dalam proses pembelajaran.
Menurut Mawardi, kedua madrasah yang dikunjunginya hari ini adalah dua madrasah yang sedang menunjukan perkembangan yang sangat signifikan baik dari segi pembelajaran maupun sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. Bahkan, kepada Kakankemenag dan Kasi Penmad, pihak MI Al-Marjan blak-blakan soal maroji/rujukan yang diadopsi mereka dalam proses pembelajaran khususnya di bidang tahfidz.
“Terkait manhaj ataupun mazhab Imam abu Hanifah (mazhab Hambali) yang digunakan oleh MI Al-Marjan masih termasuk ahlussunnah waljama’ah yang bersumber dari negara timur tengah,” kata Mawardi.
Meskipun terdapat banyak perbedaan dari mazhab yang populer di Indonesia (mazhab Syafi’i) ini, namun Mawardi menyebutnya merupakan bagian dari ikhtilaf dan toleransi yang bisa dimaklumi. Mawardi memastikan selama rujukan yang diterapkan kepada siswa-siswi madarasah ini tidak menyimpang dari ajaran Islam sesungguhnya, maka apa yang menjadi acuan madrasah dalam pembelajaran bukanlah sebuah masalah.
“Kedua madrasah telah menunjukkan prospek yang menggembirakan, bahkan MI Ar-Rasyidiyah telah menutup pendaftaran siswa baru terlebih dulu. Ini menjelaskan bahwa animo masyarakat terhadap madrasah ini sangatlah besar,”pungkas Mawardi.