Humas MTs N 39—Hari santri patut diperingati oleh kalangan madrasah. Hari santri yang ditetapkan pada tanggal 22 oktober pada tahun 2018 ini jatuh di hari senin ini, berbarengan dengan jadwal upacara. MTs N 39 sebagai bagian dari madrasah dan masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam turut merayakan dan memperingati hari santri tersebut. Hari ini seluruh civitas akademik MTs N 39 mengikuti upacara peringatan hari santri nasional.
Bertindak sebagai Pembina upacara adalah M. Subhan, S.Pd.I, guru SKI. Sementara petugas upacara hari santri adalah kelas 8.5. Hal yang unik adalah pada hari ini seluruh civitas akademik mengenakan pakaian koko dan sadariah, bukan seragam sekolah atau seragam kerja seperti biasanya. Karena itu suasana terlihat sangat berwarna sebab civitas akademik mengenakan beraneka variasi pakaian koko dan sadariah.
Hal yang juga terlihat unik setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, peserta upacara semuanya melantunkan lagu “Yaa Lal Wathon”, yang merupakan lagu penyemangat pejuang kemerdekaan dalam melaksanakan resolusi jihad. Lagu yang merupakan ciptaan kyai H. Wahab Chasbullah tersebut dinyanyikan oleh peserta upacara penuh semangat.
Dalam sambutannya, Subhan menekankan bahwa hari santri merupakan peringatan terhadap resolusi jihad yang digelorakan oleh organisasi Nahdlotul Ulama pimpinan K.H. Hasyim Asy’ari. Resolusi jihad merupakan respon keagamaan atas politik Indonesia dimana Indonesia yang baru saja memperoklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 mendapat ancaman penjajahan kembali oleh bangsa Belanda yang mendompleng masuk Indonesia melalui NICA. Dengan resolusi jihad seluruh rakyat Indonesia, khususnya warga pesantren yang terdiri dari para kyai dan santri bergerak bersama kekuatan politik masyarakat melawan kedatangan Belanda.
Subhan menekankan juga perlunya para santri madrasah saat ini memaknai dan menerjemahkan semangat resolusi jihad di masa kini dimana bangsa Indonesia sudah tidak bertempur lagi melawan penjajah, melainkan berperang melawan kemiskinan, narkoba, drugs, LGBT, hoaks dan kemerosotan moral. Karena itu para santri madrasah harus bisa menjadi insan yang mandiri, giat belajar dan maju dalam berfikir sehingga kedepan akan menjadi kekuatan bangsa yang menjadikan Indonenisa sejajar dengan bangsa lain yang telah maju.
Selesai upacara, para siswa atau santri madrasah dan guru tampak riang dan saling berfotoria, mengabadikan momen yang sangat penting ini. Para siswa di hari santri ini tampak memperoleh ruang ekspresi untuk mengenakan pakaian koko dan sadariah menurut model yang mereka sukai. AR