Jakarta (Inmas) --- Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap Rakernas kali ini dapat menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik, minimal meninggalkan kesan manis bagi peserta Rakernas.
Menurut Menag, Rakernas tidak hanya sekadar ajang pertemuan rutin antar-pimpinan unit pusat dan daerah. Tak lagi pula menggunakan tema-tema klise yang sulit dicerna. Rakernas Kemenag kali ini telah memulai babak baru dengan bahasan yang lebih fokus dan arah yang jelas. Formatnya pun dibikin sesuai kebutuhan menginternalisasikan tema agar tepat sasaran.
Untuk mencapai sebuah perubahan tentunya harus melalui sebuah proses, salah satunya melalui evaluasi atas capaian tahun sebelumnya, respons terhadap situasi terkini, hingga antisipasi tren ke depan. Semua proses itu jika dihubungkan, maka bermuara pada satu kata: Moderasi.
Kata moderasi mengandung dua makna yaitu, memandu/mengatur/menengahi serta pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Kedua makna itu mirip dan sama-sama aplikatif untuk menjalankan fungsi kontrol.
Dengan demikian, Rakernas adalah sebuah Moderasi. Kata “moderasi” adalah jembatan yang menyambungkan Rakernas satu dengan lainnya sebagai agenda besar yang berkesinambungan.
Melalui serangkaian program yang terukur bagi umat beragama, Kemenag berharap "Kita berupaya menghadirkan jalan tengah bagi konservatisme versus liberalisme. Secara kinerja kita berusaha menjadikan Kementerian Agama sebagai instansi yang tepercaya dalam menyerap aspirasi umat sekaligus unggul dalam melayani publik," Harapnya pada saat Rakernas di Jakarta, Rabu (23/01)
Oleh karena itu, Rakernas kali menjadikan Moderasi Beragama sebagai mantra khusus.
"Saya menyebut satu mantra sebagai kata magis untuk mempengaruhi khalayak agar kehidupan beragama di negeri ini berjalan sesuai harapan. Mantra itu adalah: Moderasi Beragama," ujar Menag.
Menag berharap semoga kita mampu menyadari kapan saatnya bereaksi dan di mana harus berposisi. // Rzky