Jakarta (Humas MIN 17 Kepulauan Seribu) – Setiap hari Selasa dan Rabu pagi, halaman MIN 17 Kepulauan Seribu dipenuhi lantunan doa dan bacaan shalat dari para siswa. Pagi ini dengan mengenakan seragam pramuka, mereka tampak khusyuk menunaikan sholat dhuha bersama, ditemani sinar matahari yang menyapa lembut. Kegiatan rutin ini telah menjadi pembiasaan yang menanamkan nilai religius sekaligus kedisiplinan sejak dini. Rabu, (27/8/2025). 

Suasana tampak berbeda dari biasanya. Lantai biru halaman sekolah yang biasanya riuh dengan permainan siswa, pagi itu berubah menjadi hamparan sajadah yang rapi. Barisan laki-laki duduk di depan, sementara siswi dengan mukena warna-warni memenuhi barisan belakang. Semua larut dalam kekhusyukan, seakan pagi di Pulau Tidung itu diberkahi dengan ketenangan.

Kepala MIN 17 Kepulauan Seribu, Bahtiaroni, menjelaskan bahwa program ini bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan pembiasaan karakter. “Kami ingin anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam iman. Sholat dhuha menjadi sarana mereka mendekatkan diri kepada Allah sekaligus melatih disiplin dan kebersamaan,” ungkapnya.

Tak jarang, guru-guru juga ikut duduk di antara siswa, menjadi teladan dalam ibadah. Para siswa tampak bersemangat meski cuaca pagi kadang terasa hangat. Satu demi satu doa dipanjatkan, seolah mereka ingin memulai hari dengan cahaya spiritual yang akan menuntun langkah sepanjang waktu belajar.

Kegiatan ini juga menjadi ruang kebersamaan yang indah. Setelah sholat dhuha usai, siswa saling merapikan sajadah, mengangkat sepatu yang sebelumnya ditanggalkan, lalu kembali ke kelas dengan senyum ceria. Mereka seperti menemukan energi baru, bukan hanya dari istirahat malam, tetapi dari ketenangan batin usai berdoa bersama. (j)