Jakarta (Humas MTsN 6 Jakarta) — Sabtu pagi (14/6/2025), suasana khidmat menyelimuti lingkungan Islamic Boarding School (IBS) MTsN 6 Jakarta. Bukan hari biasa. Hari itu menjadi momen istimewa yang dinantikan oleh para siswa, guru, dan orang tua: Haflah Akhirussanah dan Wisuda Tahfiz Tahun Pelajaran 2024/2025.
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni kelulusan. Ia adalah titik pencapaian, penanda perjalanan spiritual dan intelektual yang ditempuh para santri. Di hadapan tamu undangan, dewan guru, serta orang tua, para penghafal Al-Qur’an berdiri tegak penuh haru. Mereka telah mengukir prestasi, tak hanya dalam angka-angka akademik, tetapi juga dalam lembaran suci Kalamullah.
Hadir dalam acara tersebut tokoh-tokoh penting dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, antara lain Nur Pawaidudin (Kepala Bagian Tata Usaha), Achmad Herry Fathurrohman (Ketua Tim Kerja Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah), dan Panji Sudarmaji (Pengawas MTsN 6 Jakarta). Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa madrasah terus menjadi perhatian dan harapan di tengah dinamika dunia pendidikan.
Dalam sambutannya, Nur Pawaidudin menyampaikan refleksi mendalam tentang masa depan madrasah. Ia mengenang masa ketika madrasah masih diragukan dalam menyampaikan ilmu umum, sehingga banyak orang tua enggan menyekolahkan anaknya di sana.
“Saya sempat galau dengan kondisi madrasah. Di pertengahan tahun 1980-an, banyak intelektual muda yang ingin anak-anaknya masuk madrasah. Namun, mereka ragu karena merasa pengetahuan umum di madrasah kurang,” tuturnya jujur.
Namun, menurutnya, kegalauan itu menjadi awal dari perubahan. Madrasah mulai menggulirkan inovasi: menyatukan kekuatan ilmu agama dan ilmu umum. Salah satu bentuk nyatanya adalah program “mulog hafalan Al-Qur’an” yang mulai dirintis sejak 2012.
“Dengan menguatkan hafalan Qur’an dan tetap menjaga kualitas ilmu umum, madrasah dapat terus dipercaya masyarakat,” tegasnya di hadapan para hadirin.
Acara puncak ditandai dengan prosesi wisuda tahfizh, di mana puluhan santri secara resmi dikukuhkan sebagai penghafal Al-Qur’an. Tangis haru mengalir saat nama demi nama dipanggil. Para orang tua tak mampu menyembunyikan kebanggaan, melihat buah hati mereka berhasil menghafal ayat-ayat suci di usia muda.
MTsN 6 Jakarta, dengan konsep tafaqquh fī d-dīn, terus bertransformasi menjadi madrasah modern berbasis pesantren yang tidak hanya fokus pada spiritualitas, tetapi juga menanamkan daya saing akademik dan karakter sosial yang kuat. Di tengah tantangan zaman, madrasah ini hadir sebagai tempat lahirnya generasi Qur’ani yang siap menatap masa depan dengan iman dan ilmu.
Di kota yang tak pernah tidur, para penghafal Al-Qur’an dari MTsN 6 Jakarta menorehkan harapan: bahwa nilai-nilai suci masih hidup dan terus bertumbuh, bahkan di tengah hiruk pikuk ibu kota. (SY)