Berita

Menggaungkan Tema “Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia”

blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jakarta [inmasJP] – Kepala Kankemenag Kota Jakarta Pusat, H. Mukhobar membacakan sambutan Menteri Agama pada upacara peringatan Hari Santri 2019, Selasa (22/10). Terlihat, Para petugas dan peserta upacara menggunakan sarung dengan atasan putih dan berpeci hitam.

Arahan Kepala Kankemenag Kota Jakarta Pusat No : P5543/Kk.09.3/1/HM.03/X/2019 menegaskan agar petugas dan peserta upacara menggunakan sarung dengan atasan putih dan berpeci hitam. Hal ini mengacu kepada Surat Edaran Menag No : 47 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Santri 2019.

Menurut Kepala, bahwa Upacara ini sebagai upaya menggaungkan tema Hari Santri 2019, yakni Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia. Isu perdamaian diangkat berdasarkan fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian.

Sebagai laboratorium perdamaian, pesantren adalah tempat menyemai ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, yakni Islam yang ramah dan moderat (wasatiyah). Semangat inilah yang menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia.

Hal ini dijelaskan dalam sambutan Menag terkait sembilan alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian. Pertama adalah kesadaran harmoni beragama dan berbangsa; kedua adalah metode mengaji dan mengkaji; ketiga adalah para santri biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian).

Keempat adalah pendidikan kemandirian, kerjasama dan saling membantu di kalangan santri; kelima ialah gerakan komunitas kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren dan keenam ialah lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar.

Ketujuh adalah merawat khazanah kearifan lokal; kedelapan adalah prinsip maslahat (kepentingan umum) telah menjadi pegangan kalangan di pesantren; dan kesembilan adalah penanaman spiritual (tazkiyatunnafs). /j15

 

Upacara Hari Santri 2019

 

Terkait