Berita
Informasi

Mahariah Jadi Pemantik Diskusi Sosial dan Lingkungan di kemenag Kepulauan Seribu

blog

Jakarta (Humas MIN 17 Kepulauan Seribu)  – Mahariah, seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 17 Kepulauan Seribu sekaligus tokoh lingkungan hidup yang pernah meraih penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi pada tahun 2016 dan tingkat Nasional pada tahun 2017, diminta menjadi pemantik diskusi oleh Kasie Bimas Islam Kemenag Kepulauan Seribu. Diskusi tersebut diadakan di Kantor Kementerian Agama Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka. Rabu, (8/1/2024). 

 

Diskusi ini bertujuan untuk memetakan tema sosial dan lingkungan yang relevan bagi para penyuluh agama di wilayah Kepulauan Seribu. Dalam diskusi tersebut, Mahariah diminta memberikan pandangan berdasarkan pengalamannya sebagai tokoh yang aktif dalam bidang pendidikan dan lingkungan.

 

Diskusi ini dihadiri oleh Kasubag Tata Usaha, Abdul Hakim, dan Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Ahmad Mastur. Keduanya turut serta memberikan masukan mengenai kebutuhan penyuluh agama untuk mendukung program sosial dan pelestarian lingkungan di Kepulauan Seribu.

 

Kegiatan ini berlangsung pada hari rabu, 8 Januari 2025, di Kantor Kementerian Agama Kepulauan Seribu yang berlokasi di Pulau Pramuka, sebagai pusat administrasi dan koordinasi wilayah.

 

Mahariah dipilih karena kiprahnya yang luas dalam memadukan kegiatan pendidikan dan lingkungan. Sebagai penerima penghargaan Kalpataru, Mahariah memiliki pengalaman yang diharapkan dapat menginspirasi penyuluh agama dalam menyampaikan pesan moral yang juga mendukung keberlanjutan lingkungan.

 

Diskusi dilakukan secara interaktif dengan Mahariah sebagai pemantik. Ia memberikan pandangan mengenai tema-tema yang bisa diusung, seperti peran agama dalam mengatasi sampah laut, pentingnya edukasi lingkungan di madrasah, dan pendekatan sosial dalam mengatasi tantangan masyarakat pulau.

 

Diharapkan, hasil diskusi ini dapat menjadi panduan bagi penyuluh agama dalam merancang program kerja yang tidak hanya fokus pada penguatan moral dan spiritual masyarakat, tetapi juga turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan di wilayah Kepulauan Seribu.

 

Kegiatan ini mencerminkan sinergi antara pendidikan, agama, dan lingkungan hidup dalam membangun masyarakat yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor