Berita

Kunjungan Kerja di Pulau Tidung, Menteri Agama Ingatkan Santri: Ilmu Allah Bagaikan Samudra

Selasa, 30 September 2025
blog

Pulau Tidung, Jakarta (Humas Kepulauan Seribu) -- Menteri Agama Republik Indonesia sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, melakukan kunjungan kerja di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Ar Rahmah, Pulau Tidung, pada Selasa (30/09/2025).


Kegiatan yang digagas oleh Bidang Sosial dan Pemberdayaan Umat Badan Pengelola Masjid Istiqlal ini dilaksanakan dalam rangka Pembinaan Karakter Santri dan Bakti Sosial di Pondok Pesantren NU Ar Rahmah.


Kegiatan tersebut dihadiri ratusan santri serta masyarakat Pulau Tidung. Acara ini menjadi momentum penting dalam meneguhkan peran pesantren sebagai pusat pendidikan sekaligus penggerak sosial keagamaan di tengah masyarakat.


Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pembinaan karakter santri agar lahir generasi yang berilmu, berakhlak, sekaligus memiliki kepedulian sosial. 


“Santri bukan hanya dituntut untuk menguasai ilmu agama, tetapi juga harus memiliki karakter kuat, akhlak mulia, dan kepedulian terhadap sesama. Pesantren adalah benteng moral bangsa, sekaligus tempat melahirkan pemimpin umat di masa depan,” ujarnya.


Lebih lanjut, Menag menyampaikan pesan tentang kebesaran ilmu Allah yang diibaratkan sebagai samudra, sementara ilmu manusia hanyalah secangkir kecil.


“Kita tidak mungkin menampung kebesaran Allah dengan ilmu manusia yang terbatas. Namun masyarakat pesisir seperti warga Kepulauan Seribu memiliki keistimewaan karena setiap hari bisa menyaksikan tanda-tanda kebesaran-Nya melalui laut, langit, dan kehidupan makhluk yang berpasang-pasangan,” jelasnya.


Dalam penjelasannya, ia membedakan dua jenis ayat Allah, yakni Al-Qur’an Makroposmos (ayat-ayat kauniyah berupa tanda-tanda di alam semesta) dan Al-Qur’an Mikroposmos (ayat-ayat tasyr’iyah berupa teks Al-Qur’an). Keduanya, menurutnya, sama-sama harus dipelajari dan dipahami hukumnya.


“Ayat kauniyah itu hukum Allah yang berlaku di alam semesta, sementara ayat tasyr’iyah adalah hukum Allah yang diturunkan melalui Al-Qur’an. Keduanya harus dibaca, dipahami, dan diamalkan,” ungkap Menag.


Ia mengingatkan bahwa perintah pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW di Gua Hira adalah “Iqra” (bacalah), yang pada saat itu bukan merujuk pada mushaf Al-Qur’an, melainkan perintah untuk membaca tanda-tanda alam semesta.


“Ayat kauniyah itulah yang pertama kali harus dibaca, sebelum turunnya ayat-ayat Al-Qur’an secara tertulis,” tegasnya.


Lebih lanjut, di hadapan para santri, Menag menekankan pentingnya mempelajari ilmu agama secara mendalam, khususnya usul fikih, agar tidak terjebak pada pemahaman agama yang sempit dan berpotensi melahirkan sikap keras.


“Kalau hanya belajar fikih tanpa usul fikih, bisa salah paham dan berujung pada sikap keras. Maka di pesantren, para santri diajarkan fikih, usul fikih, sekaligus bahasa Arab agar pemahamannya utuh,” jelasnya.


Ia juga membedakan orientasi sekolah umum dengan madrasah. 


“Kalau sekolah tempat mencari ilmunya guru, sementara di madrasah atau pesantren tempat mencari ilmunya Allah. Mana yang lebih tinggi, ilmu guru atau ilmu Allah?” ujarnya yang langsung disambut riuh para santri.


Pesan ini menjadi pengingat bagi para santri untuk mensyukuri kesempatan menempuh pendidikan agama di madrasah, yang bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk pemahaman mendasar tentang ajaran Islam.


Di akhir sambutannya, Menag juga memberi motivasi kepada para santri untuk melanjutkan pendidikan tinggi, khususnya di bidang keislaman.


“Kalau kalian ingin menjadi imam, qari, atau ulama, lanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Islam. Universitas PTIQ Jakarta adalah salah satu lembaga yang konsisten mencetak kader imam dan ulama dengan ilmu yang mendalam,” pesannya.


Sementara itu, Kepala Kankemenag Kepulauan Seribu, Nasrudin, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas kehadiran Menteri Agama RI yang juga sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal di wilayah Kepulauan Seribu. 


“Kami berharap kegiatan ini memberi semangat baru bagi para santri di Pulau Tidung, serta menjadi motivasi bagi masyarakat untuk semakin memperkuat ukhuwah dan kepedulian sosial,” ungkap Nasrudin.


Turut hadir mendampingi Menteri Agama, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta Adib beserta jajaran, Bupati Kabupaten Kepulauan Seribu M. Fadjar Churniawan bersama perangkat daerah, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kepulauan Seribu, serta rombongan pengurus Badan Pemberdayaan Umat Pengelola Masjid Istiqlal.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor