Jakarta (Inmas) --- Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Shalat Kusuf atau Shalat Gerhana Matahari.
Bertindak selaku imam sholat kusuf di Masjid Raudhatul Jannah Kanwil Kemenag DKI Jakarta adalah H. Saiful Amri dan khatib oleh H. Solehudin
Dalam khutbahnya, Solehudin mengatakan, Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.
“Rasulullah SAW menegaskan bahwa gerhana bulan dan gerhana matahari tidak berkaitan dengan kematian dan kelahiran seseorang. Gerhana terjadi karena kekuasaan Allah SWT,” ujar Kasi Kemasjidan dalam khutbahnya.
Solehudin juga mengatakan bahwa dalam HR. Bukhari tersebut sudah memberikan penjelasan yang benar dan tegas bahwa gerhana tidak ada kaitannya dengan kematian putra Rasulullah, Ibrahim.
Ada pun susunan acara diawali dengan Sholat Dzuhur Berjama'ah dilanjutkan, Takbir Gerhana, Sholat Sunnah Gerhana, ditutup dengan Khutbah Sholat Gerhana.
Sejak pekan lalu Kementerian Agama sudah mengimbau umat Islam yang daerahnya terlintasi gerhana matahari cincin melaksanakan sholat kusuf atau sholat gerhana matahari.
"Kementerian Agama mengimbau umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan salat sunnah gerhana matahari atau yang disebut Salat Kusuf," kata Plh Dirjen Bimas Islam Kemenag Tarmizi, dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (19/12).
Sedangkan Gerhana matahari cincin dapat terlihat di 7 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Di Indonesia, waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 10.03 WIB. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Merauke, Papua, yaitu pukul 14.37 WIT.