Jakarta (Inmas) --- Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Saiful Mujab menyampaikan dua tantangan terkait moderasi beragama. Pertama, tantangan kontekstual dimana banyak orang memahami agama sesuai dengan tekstualnya. Kedua memahami agama sesuai dengan rasio atau akal.
“Ini berarti antara dua kutub antara tekstual dan bebas harus dipertemukan, karena ajaran agama adalah ajaran yang ada bimbingan khusus,” ujarnya.Senin (24/02).
Menurutnya, Kementerian agama saat ini dalam kebijakan pembangunan di periode tahun 2020 sampai dengan 2024 mendorong agar moderasi beragama menjadi jalur tengah menuju umat rukun Indonesia Maju.
“Dan ini menjadi satu ikon yang terus kita dorong,” imbuhnya dihadapan 25 peserta.
Moderasi beragama menjadi agenda yang penting, menurutnya moderasi beragama mengajarkan kepada kita sebagai bangsa Indoensia.
“Dimana bangsa Indonesia mempunyai beragam suku, bahasa dan beragam agama,” jelasnya.
Sebagai tenaga pendidik, Kakanwil mengajak seluruh peserta untuk mengawal moderasi beragama, sehingga perlu penajaman agar moderasi beragama menjadi satu kebutuhan generasi muda.
“Pemahaman keagamaan harus benar dijalankan sesuai dengan ajaran,” imbuhnya.
“Jadi, moderasi beragama mendorong kita dapat menyampaikan agama dengan penuh kasih sayang dan penuh kelembutan sesuai dengan kayakinan kita,” tambahnya.