Jakarta [Humas Kankemenag Jakarta Utara] — Kakanwil Kemenag Prov. DKI Jakarta, Adib, turut hadir dalam kegiatan Bimbingan Manasik Haji Massal 2 Tahun 1446 H/2025 M yang diselenggarakan oleh Kankemenag Kota Jakarta Utara. Acara ini berlangsung di Convention Hall Jakarta Islamic Center pada hari Ahad, 27 April 2025, dan diikuti oleh 1.608 jamaah dari wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Dalam sambutannya, Kakanwil mengingatkan jamaah untuk membulatkan tekad dan berbaik sangka kepada Allah, serta menghilangkan keraguan selama menjalankan ibadah haji. Ia menegaskan pentingnya keyakinan bahwa Allah akan membantu setiap hamba-Nya yang berusaha untuk menunaikan ibadah haji dengan baik.
"Manasik adalah belajar untuk melaksanakan ibadah haji dengan sempurna. Namun jika kita merasa belum sempurna menguasai ilmu manasik, berbaik sangkalah kepada Allah, niscaya Allah akan menolong hamba-Nya," kata Adib.
Pada kesempatan tersebut, Adib juga mengingatkan jamaah tentang syarat agar amaliah yang dilakukan, termasuk ibadah haji, diterima oleh Allah SWT. Ia menekankan pentingnya keikhlasan dan ittiba' (mengikuti petunjuk Rasulullah SAW) dalam setiap langkah ibadah.
"Maka tawajjuh kita nanti di sana harus betul-betul ikhlas karena Allah dan mengikuti tata cara berhaji yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW," tambah Adib.
Ibadah Haji Sebagai Tapak Tilas Kehidupan Manusia
Lebih lanjut, Adib mengungkapkan bahwa ibadah haji merupakan tapak tilas kehidupan manusia, yang hakikatnya menggambarkan perjalanan 'pulang kampung' yang sesungguhnya. "Manusia itu sejatinya adalah perantau di bumi Allah. Seperti orang yang akan kembali ke kampung halaman, seyogyanya ia berpamitan kepada handai taulan karena siapa tahu ia tidak akan kembali lagi," jelasnya.
Doa untuk Kebaikan Umat Islam
Di akhir sambutannya, Kakanwil berpesan kepada jamaah agar selama berada di tanah haram, tidak hanya berfokus pada doa untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga mendoakan kebaikan untuk seluruh umat Islam. Ia juga mengingatkan jamaah untuk berupaya mematikan "berhala besar" berupa hawa nafsu, yang disimbolkan dengan jumrah, yakni melemparkan batu sebagai simbol meniadakan nafsu Iblis yang kerap bersarang di hati.
"Selama berada di tanah haram, mari kita bersama-sama berdoa untuk umat Islam, berusaha memerangi hawa nafsu, dan terus menjaga keikhlasan dalam setiap langkah ibadah kita," tutup Adib.