Jakarta, (Humas MAN 7 Jakarta) – Kegiatan pagi Kamis, (11/9/2025) di MAN 7 Jakarta kembali diisi dengan kajian keagamaan yang berlangsung di Masjid Daaruth Thalibin. Acara diawali dengan pembacaan Kitab Safinatun Najah oleh Adil Fi Amannillah, siswa kelas X, yang menegaskan bahwa Rukun Islam merupakan pondasi utama dalam kehidupan seorang muslim. Disebut rukun karena menjadi syarat sah seseorang beragama Islam, dan bila salah satunya ditinggalkan maka batal keislamannya.
Khalis Arezka, selaku pembicara, memberikan penjelasan mendalam mengenai lima rukun Islam yang wajib dipenuhi baik secara lisan maupun perbuatan. Rukun tersebut adalah bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya (syahadat), mendirikan salat, berpuasa di bulan Ramadan, menunaikan zakat, serta melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu. “Allah Ta’ala menciptakan alam semesta dari yang tidak ada menjadi ada. Segala keberadaan kita atas kehendak-Nya. Maka, melaksanakan rukun Islam adalah bentuk ketaatan dan pengakuan terhadap kekuasaan Allah,” terang Khalis.
Ia juga menambahkan bahwa melaksanakan rukun Islam tidak hanya sebatas kewajiban ritual, tetapi juga menjadi wujud syukur atas nikmat kehidupan. Syahadat meneguhkan keyakinan, salat mendidik disiplin dan kepatuhan, zakat menumbuhkan kepedulian sosial, puasa mengajarkan kesabaran, dan haji menjadi simbol ketaatan total kepada Allah SWT.
Lebih lanjut, Khalis menyampaikan keutamaan ziarah ke makam Rasulullah SAW. “Orang yang berziarah ke makam Nabi seakan-akan sama dengan bertemu beliau di zamannya. Ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan Rasulullah SAW di sisi Allah, serta pentingnya kita meneladani Beliau,” ujarnya. Pesan ini meneguhkan kecintaan umat kepada Rasulullah sekaligus dorongan untuk mengamalkan sunnah dalam kehidupan sehari-hari.
Kajian ini diikuti dengan khidmat oleh para siswa dan guru yang hadir. Suasana masjid terasa penuh ketenangan, sementara penjelasan Khalis Arezka yang lugas membuat isi kitab lebih mudah dipahami. Kegiatan rutin ini sekaligus menjadi media pendidikan akhlak bagi seluruh peserta didik agar lebih konsisten dalam menjalankan ajaran Islam.
Waka Humas MAN 7 Jakarta yang turut hadir memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Melalui pembelajaran kitab klasik seperti Safinatun Najah, kita diingatkan kembali untuk menjaga pondasi iman dan amal. Anak-anak tidak sekadar tahu, tetapi melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, karena rukun Islam adalah pondasi utama dalam mengarungi kehidupan,” ungkapnya.
Dengan adanya kajian rutin ini, diharapkan peserta didik MAN 7 Jakarta semakin kuat dalam iman, disiplin beribadah, dan berakhlak mulia. Kajian kitab kuning seperti Safinatun Najah juga menjadi bukti nyata bahwa pendidikan madrasah tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai religius sebagai bekal hidup di dunia dan akhirat. (nk)