Jakarta (Humas MAN 13 Jakarta) — Tiga guru MAN 13 Jakarta yakni Popy Delvira, Endang Dwi Asmara, dan Ita Rahmawati mengikuti kegiatan Bedah Film “Kembali Ke Titik” yang diselenggarakan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri pada Selasa (20/05/2025). Acara berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 12.30 WIB di Auditorium Lantai 2, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 250 peserta dari berbagai MTs dan MA Negeri se-DKI Jakarta serta pemuka lintas agama. Acara dibuka oleh perwakilan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Nur Pawaidudin, dan KBP Moh. Dofir dari Densus 88 AT Polri.
Bedah film “Kembali Ke Titik” bertujuan menyampaikan pesan edukatif dan preventif melalui media film terkait bahaya radikalisme. Narasumber yang hadir antara lain Kompol Agus Isnaini (Densus 88 AT Polri), Prayogo Heri Cahyono (Direktorat Kewaspadaan Nasional Kemendagri), Hadi Masykur (mantan narapidana teroris), dan Solahudin (ahli jaringan teror).
Dalam diskusi, Hadi Masykur menekankan pentingnya literasi digital dan pemahaman agama moderat sebagai upaya pencegahan radikalisme. Salah satu guru MAN 13, Ita Rahmawati, mengajukan pertanyaan mengenai indikator yang digunakan guru untuk mendeteksi radikalisme di kalangan siswa.
Setelah mengikuti acara, Popy Delvira menyampaikan, “Kegiatan ini sangat membuka mata kami sebagai pendidik. Film ‘Kembali Ke Titik’ dan diskusi dengan para narasumber memberikan perspektif mendalam tentang bagaimana radikalisme dapat menyusup ke berbagai kalangan. Kami merasa lebih siap untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi penyebaran paham ini di lingkungan madrasah.”
Lanjutnya, Popy berharap kegiatan ini dapat meningkatkan literasi kritis masyarakat terhadap bahaya ideologi radikal, menumbuhkan kesadaran moderasi beragama, serta mendorong strategi pencegahan ekstremisme kekerasan yang lebih efektif dan inklusif. Partisipasi guru MAN 13 Jakarta diharapkan memperkaya wawasan mereka dalam mencegah radikalisme di lingkungan pendidikan dan menciptakan generasi yang toleran dan moderat.(em)