Jakarta (Humas MIN 18 Jakarta Timur) — Di balik riuh tawa anak-anak yang berlarian di halaman Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 18 Jakarta Timur, tersimpan kisah inspiratif dari dua sosok kecil yang berhasil mengharumkan nama sekolah di ajang internasional. Mereka adalah Hafidz Athallah Rabbani, siswa kelas 3, dan adiknya, Hamiz Athallah Rafif, siswa kelas 1. Keduanya sukses mencatatkan prestasi membanggakan dalam ajang Kemenpora International Pencak Silat Championship 2025 yang digelar di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 10–13 Juli 2025.
Dalam kompetisi bergengsi itu, Hafidz berhasil menyabet Juara I Tanding Usia Dini 1 Putra, sementara sang adik, Hamiz, meraih Juara II di kategori yang sama. Keberhasilan kakak beradik ini bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga menjadi momen bersejarah bagi MIN 18 Jakarta Timur, terlebih di awal tahun ajaran 2025/2026.
“Alhamdulillah, aku bisa Juara 1 Kejuaraan Kemenpora karena semangat latihan dan tidak mudah menyerah...” ucap Hafidz Athallah Rabbani usai menerima penghargaan.
Sementara sang adik, Hamiz, tak kalah semangat menyampaikan harapannya. “Alhamdulillah, walau Juara 2 Kejuaraan Kemenpora, aku tetap semangat, semoga pertandingan selanjutnya bisa lebih baik,” ujarnya polos namun penuh keyakinan.
Dalam kesehariannya di sekolah, Hafidz dan Hamiz tampak tak berbeda dari teman-temannya. Mereka suka bermain, berlari di halaman madrasah, dan bercanda bersama teman sebayanya. Namun, di balik keceriaan itu, keduanya menjalani rutinitas latihan pencak silat dengan disiplin yang jarang ditemui pada anak seusia mereka.
“Kami memang membiasakan mereka untuk tetap menjadi anak-anak biasa, tapi dengan disiplin latihan yang terjaga,” tutur sang ayah dengan bangga. Dukungan penuh dari orang tua menjadi kunci di balik kesuksesan kakak beradik ini. “Semoga prestasi mereka bisa menjadi motivasi bagi teman-temannya di MIN 18,” tambahnya.
Kepala MIN 18 Jakarta Timur, Hairunisah, tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya atas capaian luar biasa ini. “Prestasi Hafidz dan Hamiz adalah kado indah bagi madrasah kami di awal tahun ajaran ini. Mereka adalah bukti bahwa di usia dini pun, potensi besar bisa diasah dengan baik,” ungkapnya saat diwawancarai oleh tim Humas MIN 18. Ia juga berharap keberhasilan ini dapat menjadi pintu pembuka bagi prestasi-prestasi gemilang lainnya di masa depan.
Di akhir sesi wawancara, Hairunisah mengingatkan agar tim pendamping lomba di MIN 18 Jakarta Timur terus memotivasi peserta didik untuk berani berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik. “Kami ingin menjadikan madrasah ini sebagai tempat lahirnya generasi berprestasi yang tetap memiliki karakter kuat,” tegasnya.
Dari halaman madrasah yang sederhana, Hafidz dan Hamiz kini berdiri di panggung internasional. Kisah mereka menjadi bukti bahwa perjuangan kecil hari ini bisa membuka jalan menuju prestasi besar di masa depan.