Berita

Breakfast Meeting, Menag Nasaruddin Dorong Munculnya Sense Of Priority Para Pimpinan

blog

Jakarta [Humas Kankemenag Jakarta Utara] --- Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar pada Breakfast Meeting memimpin pertemuan yang membahas program Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) dan Isu Strategis Terkait secara hybird. Kegiatan ini diinisiasi oleh Kemenag RI Sekretariat Jenderal pada Selasa, (15/7/2025).

 

Kegiatan yang dimoderatori oleh Sekjen Kemenag RI, Kamarudin Amin ini diikuti oleh para Rektor Perguruan Tinggi, para Kepala Kanwil Kemenag, para Kepala Biro Perguruan Tinggi Keagamaan, para Kakankemenag Kabupaten/Kota se-Indonesia secara virtual tak terkecuali oleh Kakankemenag Kota Jakarta Utara, Mawardi Abdul Gani. Selain pembahasan soal Ecoteologi, juga dibahas beberapa indeks pencapaian penting lainnya.

 

"Ada energi positif pada kegiatan pagi sebelum bekerja ini. Dari sini juga kita akan mengetahui siapa yang aktif dan tidak," buka Menag Nasaruddin.

 

Beberapa indeks yang dibahas dalam breakfast meeting yang juga diikuti oleh para eselon 1 tersebut antara lain indeks Kerukunan Umat Beragama, indeks Layanan Keberagaman, indeks Literasi Kitab Suci, indeks Ekoteologi dan bahasan lainnya.

 

"Ekoteologi sudah menjadi isu internasional. Bersyukur kita menjadi lembaga yang sangat relevan membahas ekoteologi ini. Di saat Kementerian lain hanya membahas sebab ataupun akibat saja, Kemenag membahas keduanya," kata Menag.

 

Terkait indeks kerukunan umat beragama, Menag mengimbau agar Kemenag lebih unggul dari Institut besar ataupun LSM yang aktif memberitakannya di berbagai media. "Jangan sampai kita mendapat kabar dari orang lain terkait hal yang menjadi urusan Kemenag," ujar Nasaruddin.

 

Berkenaan dengan indeks literasi kitab suci, Menag menyayangkan informasi sebuah LSM yang gamblang menyebutkan bahwa 40% umat Islam adalah buta huruf Al-Qur'an. Terlepas dari betul atau tidaknya informasi dari LSM ini, 40% bagi Menag adalah nilai yang cukup besar.

 

"Kementerian Agama jangan hanya menjadi penonton dari maraknya informasi yang bersumber dari LSM saja. Begitu ada informasi, segera turun ke lapangan terkait persoalan substansial," imbuhnya.

 

Nasaruddin mendorong munculnya sense of priority dari masing-masing pimpinan terkait berbagai persoalan Kementerian Agama. Pasalnya, jika tidak langsung diantisipasi dengan cepat maka akan meredupkan prestasi-prestasi Kemenag di mata publik.

 

"Begitu ada persoalan semisal di hari libur, jangan menunggu waktu bekerja, segera diselesaikan diminta ataupun tidak. Sebab sedikit saja ada persoalan yang ramai dibicarakan, prestasi apapun menjadi tidak akan terlihat," pungkas Nasaruddin.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor