Jakarta (Humas) – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Adib, membuka kegiatan Harmonisasi Program Pendidikan Agama Islam (PAI) lintas sektoral di Jakarta, Selasa (19/08/2025).

Dalam sambutannya, Adib menekankan peran strategis guru dan pengawas PAI dalam membentuk masa depan generasi muda, khususnya di lingkungan sekolah umum. Menurutnya, PAI merupakan mandat utama Kementerian Agama karena 80 persen peserta didik berada di bawah pendidikan umum yang dibimbing oleh guru PAI.

“PAI adalah mandatori utama Kementerian Agama. Madrasah hanya memegang 20 persen, tetapi 80 persen generasi ada di tangan Bapak Ibu sekalian,” ujar Adib.

Ia juga menegaskan pentingnya mengintegrasikan moderasi beragama dengan kurikulum berbasis cinta sebagaimana digagas Menteri Agama. “Wadahnya adalah moderasi beragama, isinya adalah kurikulum cinta. Spirit cinta dalam PAI akan mencegah kebencian, intoleransi, dan kekerasan dalam keberagamaan,” imbuhnya.

Selain itu, Adib mendorong guru PAI untuk menjadi spiritual leader di sekolah, bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga teladan yang mampu menciptakan suasana religius, toleran, dan penuh kasih.

Pada kesempatan tersebut, Adib juga menyampaikan rencana peluncuran Jakarta Quranic Center sebagai wadah peningkatan kualitas Al-Qur’an di kalangan guru dan siswa. “Jakarta Quranic Center saya harapkan nanti diisi oleh guru-guru PAI. Tujuannya adalah bagaimana kita memasyarakatkan Al-Qur’an untuk seluruh siswa Muslim di sekolah DKI Jakarta,” jelasnya.

Menurutnya, generasi muda yang dekat dengan Al-Qur’an akan tumbuh menjadi pribadi berakhlak mulia dan pemimpin bangsa di masa depan. “Mereka yang memahami Al-Qur’an inilah yang suatu hari akan menjadi gubernur, anggota DPR, pengusaha, hingga pemimpin negeri ini. Dan itulah investasi besar guru PAI untuk masa depan,” tambahnya.

“Berbanggalah menjadi guru PAI, karena guru PAI adalah keren,” pungkas Adib.