Jakarta (Humas MAN 3 Jakarta Pusat) — Tiga siswa MAN 3 Jakarta Pusat kembali mengharumkan nama madrasah dan daerahnya dengan menciptakan robot pemilah sampah otomatis yang diberi nama SORTAMAS (Sortir Sampah Otomatis), dan berhasil menyabet Juara 1 pada Ajang Kreativitas Pemuda tingkat Kota Jakarta Pusat yang digelar pada Sabtu–Minggu, 17–18 Mei 2025 di Kantor Walikota Jakarta Pusat.
Terdiri dari Hadrian Avicenna Lantu (kelas 11.1), Dzaky Almer Rafif (kelas 10.7), dan Fadhlan Rafi Noorrizki (kelas 10.3) dengan nama tim M-BOT M3 FIX membuat robot SORTAMAS berangkat dari kegelisahan mereka melihat kebiasaan masyarakat yang masih mencampur aduk sampah basah dan kering. Kondisi ini menginspirasi mereka untuk merancang sebuah robot yang mampu menyortir sampah secara otomatis.
SORTAMAS dilengkapi sensor ultrasonik yang mendeteksi keberadaan objek yang didekatkan ke tempat sampah. Setelah itu, servo motor secara otomatis membuka tutup tempat sampah selama 5–10 detik. Ketika sampah masuk, sensor raindrop akan mendeteksi jenis sampah tersebut—apakah kering atau basah. Selanjutnya, sistem conveyor belt akan memindahkan sampah ke tempat pemisah yang sesuai. Semua komponen dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Uno R3 yang terintegrasi dengan motor DC dan driver motor L298N.
“Sungguh tidak menyangka bisa menang. Kami hanya punya waktu empat hari untuk mengembangkan prototype SORTAMAS. Tapi alhamdulillah kerja keras kami terbayar lunas. Kami akan lanjutkan pengembangan inovasi ini ke tingkat provinsi,” ungkap Hadrian penuh semangat.
Di balik keberhasilan tim ini, terdapat figur inspiratif yang selalu setia membimbing, yakni Ratno Pudjianto, guru Informatika sekaligus pembina ekstrakurikuler robotik MAN 3 Jakarta Pusat. “Alhamdulillah kami dipercaya untuk melaju ke tingkat provinsi. Tentu ini belum selesai. Kami akan terus berinovasi agar dapat membawa nama MAN 3 Jakarta Pusat hingga ke tingkat nasional,” ujar Ratno.
Ajang ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat melalui Suku Dinas Pemuda dan Olahraga (Sudin Pora) dan didukung oleh Purna Prakarya Muda Indonesia serta pemuda pelopor. Peserta berasal dari kalangan usia 15–30 tahun dan berkompetisi dalam berbagai kategori seperti band, vokal solo, fesyen, sinematografi, tari Betawi, desain grafis, dan robotik.
Kepala MAN 3 Jakarta Pusat Iik Zakki Mubarok berharap bisa menjadi madrasah yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjadi pusat pengembangan teknologi dan kreativitas pemuda yang solutif bagi bangsa dan lingkungan.