Berita

Temu Kerja Hisab Rukyat

Rabu, 20 Maret 2019
blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jakarta (Inmas) --- Kepala Bidang Urais Dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. DKI Jakarta menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai momentum yang baik dalam merevitalisasi tugas - tugas teknis keagamaan. Dan diharapkan dapat diperoleh berbagai informasi dan pedoman yang tepat dan akurat seputar pengelolaan Hisab Rukyat yang bersinergi, strategis, dan profesional. Sehingga kegiatan ini dapat mendorong dan memicu peningkatan kualitas sumberdaya kaum muslimin di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

“Dalam penetapan kalender Islam, seharusnya kita dapat mengikuti ketetapan yang telah dilakukan Pemerintah RI melalui Kementerian Agama yang setiap tahun menerbitkan kalender Taqwim Standar Indonesia”, kata Purwanto saat membuka kegiatan Temu Kerja Hisab Rukyat.

Purwanto juga mengatakan, Taqwim Standar Indonesia yang setiap tahun diterbitkan oleh Kementerian Agama merupakan panduan bagi masyarakat guna memperoleh informasi pelaksanaan suatu kegiatan hari keagamaan pada bulan-bulan Islam dalam satu tahun kalender Hijriyah dan selaras dengan kalender Masehi.

Namun ironisnya, fakta di tengah masyarakat masih beredar taqwim yang berlainan satu sama lain baik antar golongan masyarakat, antar ormas islam dan bahkan antar negara di tingkat regional, hal ini pula yang telah mendorong  adanya perbedaan pelaksanaan waktu ibadah tertentu bagi umat islam dan perbedaan perayaan hari besar umat Islam. Keadaan ini merupakan hal yang harus segera dicarikan solusinya.

“Taqwim Standar Indonesia yang disusun oleh Kementerian Agama Republik Indonesia merupakan produk yang ditujukan untuk menyatukan pandangan umat Islam di tanah air, namun sebagaimana faktanya kesamaan pandangan dalam penetapan awal bulan hijriyah masih menjadi masalah di negeri kita”, ujarnya.

“Dengan adanya kegiatan ini yang dihadiri berbagai pihak terkait dan menguasai bidang ini diharapkan dapat semakin diperoleh solusi yang optimal untuk mengatasi persoalan internal umat Islam secara arif, elegan dan mampu diterima oleh banyak pihak”, harap Purwanto.

Adapun harapan dalam kegiatan ini yang akan memberikan hasil nyata, diantaranya adalah :

Pertama, Persamaan persepsi dan pandangan dalam penentuan Awal Bulan Hijriyah terutama untuk Bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah di tahun-tahun mendatang.

Kedua, Kepastian Informasi dan kesatuan waktu-waktu ibadah seperti jadwal shalat, jadwal imsakiyah, jadwal jatuhnya dua lebaran (shalat ‘idain) dan jadwal gerhana untuk pelaksanaan shalat kusufain untuk tahun mendatang

Ketiga, Kepastian Tim Pelaksana Pengukuran Arah Kiblat Masjid / Musholla yang legal dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Keempat, Hasil data-data empiris sebagai pedoman rukyat hilal, panduan penetapan waktu-waktu ibadah dan data acuan pengukuran arah kiblat yang akan disampaikan kepada masyarakat di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang memerlukannya.

Kelima, adanya Gagasan dan terobosan lainnya yang mampu menyatukan persepsi, pandangan dan langkah terutama pada penetapan awal bulan hijriyah dan waktu-waktu pelaksanaan ibadah di tanah air.

Kegiatan ini mengambil tema, Kita Tingkatkan Koordinasi Maksimal Dan Integrasi Data Jajaran Pembinaan Syariah.

Dan dihadiri 75 Orang peserta dari Penyelenggara Syariah kota/kab se-provinsi DKI Jakarta, Perwakilan kepala KUA dan Penghulu Provinsi DKI Jakarta Instansi tekait, para praktisi dan penggiat ilmu falak, serta anggota Tim Hisab Rukyat Provinsi DKI Jakarta./s.regar

Terkait