Jakarta (Inmas) --- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hari ini bersilaturahmi ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bilangan Kramat Raya, Jakarta.
Menag dan sejumlah pejabat Kemenag tampak tiba di Kantor PBNU sekitar pukul 15.50 WIB dan langsung bertemu Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj. Hadir juga para kiai dan pengurus badan/lembaga otonom di bawah PBNU.
Gus Yaqut memohon doa Kiai Said Aqil dan keluarga besar PBNU dalam mengemban amanah sebagai Menteri Agama dari Presiden Joko Widodo.
"Saya mohon doanya Kiai Said Aqil dan keluarga besar PBNU. Saya menyadari tantangan saya di Kemenag tidaklah mudah, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Presiden tidak memberi waktu panjang kepada saya, melainkan waktu yang pendek," kata Gus Menteri di Jakarta, Selasa (26/01).
"Salah satu yang diinginkan Presiden itu bagaimana pesantren bisa mandiri secepatnya. Konsep pesantren mandiri itu harus selesai dalam waktu enam bulan. Sekali lagi saya mohon doa dari kyai dan kita semua," sambungnya.
Menag pun berkisah ketika dirinya ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Agama, orang yang pertama diingatnya adalah Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj.
"Malah saat sambutan pertama saya usai dilantik adalah apa yang disampaikan oleh KH Said Aqil Siradj, yaitu agama adalah inspirasi. Alhamdulillah, pernyataan Kiai Said yang saya sampaikan itu bahwa agama adalah inspirasi kini diimplementasikan Sekjen dan seluruh jajaran Kemenag, pusat, dan daerah. Sekali lagi, terima kasih saya diberi nasihat," ujar Menag.
Kiai Said mengakui tugas Gus Yaqut sebagai Menteri Agama sangat berat. "Amanah yang diemban Menteri Agama sangat berat, terutama dalam mengembalikan agama yang universal dan menginspirasi," katanya.
"Mari kita doakan Gus Yaqut dalam mengemban amanah dan membangun marwah Kemenag ke depan serta menjadi sentral kemanusiaan. Mudah-mudahan semua langkah Menag diberi karomah dan diberkahi oleh Allah, aamin," sambung Kiai Said.
Tampak hadir mendampingi Menag, Sekjen Kemenag Nizar Ali, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani, Direktur PD Pontren Waryono, dan sejumlah Stafsus Menag.
Humas