Berita
Senam Kebangsaan

Sebanyak 250 Peserta Ramaikan Senam Kebangsaan, Kemenag DKI Bidik Harmony Award 2025

Rabu, 12 November 2025
Dibaca 46 kali
blog

Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta menggelar Senam Kebangsaan sebagai wujud nyata kampanye kerukunan. Kegiatan ini tidak sekadar menyehatkan tubuh, melainkan mengusung misi besar, yaitu memperkokoh harmoni antarumat beragama di tengah dinamika kehidupan ibukota yang majemuk.

 

Plt. Kabag Tata Usaha, menegaskan bahwa senam kebangsaan kali ini punya target ambisius. "Kami berharap melalui kegiatan ini, Jakarta dapat meraih Harmony Award 2025 dari Kementerian Agama RI," ujar Robi Fadil Muhammad, Rabu (12/11).

 

Sedangkan Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Adib menyampaikan pesan mendasar tentang esensi kebangsaan. "Bangsa ini tidak akan terwujud kalau tidak rukun. Maka hari ini kita melakukan senam bersama bukan hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan semangat kerukunan antarumat beragama," ujarnya dihadapan ratusan peserta senam.

 

Kegiatan yang berlangsung penuh semangat ini diikuti oleh ASN Kanwil, perwakilan Kemenag kota dan kabupaten se-DKI Jakarta, penyuluh lintas agama, pengawas, kepala KUA, guru madrasah, hingga masyarakat sekitar.

 

"Terima kasih kepada segenap tokoh dan lintas agama yang hadir. Semoga bangsa kita terus maju, rukun, damai, dan sejahtera," pungkasnya.

 

Pesan Damai dari Enam Agama

Yang menjadi sorotan utama adalah pesan-pesan kuat dari para tokoh lintas agama yang masing-masing menyampaikan ajaran toleransi dari kitab suci mereka.

 

Perwakilan Islam, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Slamet Abadi, mengajak umat meneladani Rasulullah SAW di Madinah yang menjamin kebebasan beragama. "Islam mengajarkan Lakum dinukum waliyadin – bagimu agamamu, bagiku agamaku. Mari kendalikan emosi, hindari ujaran kebencian, dan gunakan media sosial dengan bijak," pesannya.

 

Pembimas Kristen menekankan kerukunan sebagai fondasi kehidupan bersama. "Mari jadikan kerukunan sebagai dasar untuk saling menghargai dan mengakui satu sama lain. Perbedaan adalah bingkai yang menyatukan kita dalam NKRI."

 

Pembimas Buddha mengingatkan ajaran Raja Asoka dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. "Barang siapa menghina agama lain, sesungguhnya dia merendahkan agamanya sendiri. Perbedaan adalah berkah dan keniscayaan. Mari bersama merawat taman sari indahnya bangsa menuju Indonesia Emas 2045."

 

Pembimas Hindu mengajak implementasi nyata kerukunan dalam keseharian. "Kami umat Hindu percaya bahwa kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain adalah kebaikan untuk diri sendiri. Mari jaga hubungan baik antara manusia, alam, dan Tuhan sebagaimana ajaran Tri Hita Karana."

 

Pembimas Katolik mengingatkan semangat Deklarasi Istiqlal yang ditandatangani pada 5 September 2024 antara Vatikan dan Kementerian Agama RI. "Deklarasi itu menekankan pentingnya harmoni dan budaya kolaborasi, bukan kompetisi, antarumat beragama. Kolaborasi adalah kunci kerukunan."

 

Perwakilan Konghucu mengutip ajaran Nabi Kongzi tentang persaudaraan universal. "Di penjuru lautan semuanya bersaudara. Apa yang diri sendiri tidak inginkan, jangan diberikan kepada orang lain. Mari rawat harmoni dan toleransi di Jakarta sebagai bagian dari semangat kebangsaan."

 

Jakarta Harmoni, Jakarta Rukun

Kegiatan yang berlangsung penuh semangat ini diiringi yel-yel kebangsaan serta partisipasi aktif peserta yang terdiri dari pejabat struktural, ASN, penyuluh, pengawas, hingga masyarakat sekitar. Program prioritas Kementerian Agama RI ini menjadi bukti nyata bahwa kerukunan bukan sekadar wacana, melainkan aksi konkret yang harus terus dipupuk.

 

"Semoga kegiatan ini membawa energi positif dan semangat baru bagi kita semua untuk menjaga persaudaraan lintas agama serta memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara," pungkas Kakanwil.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor