Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Uskup Agung Jakarta Prof Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo melakukan kunjungan ke Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Mengawali sambutannya, Uskup Agung Jakarta menyampaikan pentingnya solidaritas dan subsidiaritas dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
“Solidaritas adalah kekuatan yang muncul dari persatuan dan saling membantu, tanpa memandang perbedaan agama, suku, atau ras, sedangkan subsidiaritas berarti kita saling mendukung dan memberdayakan satu sama lain, dimulai dari lingkup keluarga, komunitas, hingga masyarakat luas,” ujar Kardinal Suharyo, Rabu (05/06).
Beliau mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bahu - membahu dalam mewujudkan solidaritas dan subsidiaritas ini. Tambahnya, beliau juga menekankan pentingnya toleransi dan saling menghormati antarumat beragama.
“Kita harus saling menghormati keyakinan masing-masing dan hidup berdampingan dengan damai, karena perbedaan agama, suku, dan ras bukanlah hal yang harus dipertentangkan, tetapi justru menjadi kekayaan yang memperkaya kehidupan kita,” tutur beliau.
Kardinal Suharyo juga mengungkapkan 100 persen Katolik 100 persen Indonesia. Menurutnya, seluruh umat katolik dalam status dalam jalan hidup atau fungsi apapun mempunyai panggilan yang sama yaitu untuk tumbuh menuju kesempurnaan kasih.
“Disemua agama sama terkait kesempurnaan kasih, karena substansi manusia itu terbatas dan kasih Allah itu yang menciptakan kita itu tidak terbatas,” jelasnya.
Menurutnya, makna dari 100 Indonesia itu diawali sejarah bangsa Indonesia dari kebangkitan nasional, sumpah pemuda, proklamasi, dan pancasila.
“Dimana tanggal 18 agustus menjadi landasan konstitusional kita. Itulah mukjizat lahirnya negara Indonesia,” terangnya.
Berdasarkan hasil referensi bacaan buku dan penelitian Internasional, Kardinal merasa bangga menjadi warga negara Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang murah hati.
“Dalam sejarah tersebut, maka kita harus mencintai negara dan tanah air kita,”ungkapnya.
Wujudkan Jakarta yang Toleran dan Moderat
Dalam kesempatan ini, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta mengucapkan selamat datang kepada seluruh tamu undangan, khususnya kepada Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta.
“Saya ucapkan selamat datang kepada seluruh tamu undangan, khususnya kepada Yang Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta. Kehadiran beliau di sini merupakan kehormatan bagi kami dan menjadi bukti nyata komitmen kita bersama dalam mewujudkan kerukunan antarumat beragama di Jakarta,” ujar Cecep Khairul Anwar.
Kakanwil juga menyampaikan komitmen Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta dalam mendorong moderasi beragama di Ibukota, karena program ini merupakan kunci untuk mewujudkan kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Jakarta.
“Kanwil Kemenag DKI Jakarta akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menumbuhkan semangat moderasi beragama di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Dalam Upaya meningkatkan indeks moderasi beragama, Kakanwil menyampaikan beberapa program strategis yang dilaksanakan antara lain, Membangun Kampung Moderasi Beragama, melaksanakan dialog antarumat beragama, memberikan pembinaan kepada tokoh agama serta memberikan bantuan kepada rumah ibadat.
“Masyarakat adalah kunci utama dalam mewujudkan moderasi beragama. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat Jakarta untuk bersama-sama membangun toleransi dan saling menghormati antarumat beragama,” jelasnya.
Di akhir sambutannya, Kepala Kanwil mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung upaya Kementerian Agama dalam mendorong moderasi beragama di Jakarta.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung upaya Kanwil Kemenag DKI Jakarta dalam mendorong moderasi beragama di Jakarta. Marilah kita terus berkolaborasi dan bersinergi untuk mewujudkan Jakarta yang moderat, toleran, dan harmonis,” pungkasnya.
Dalam laporannya, Pembimas Katolik memaparkan terkait kegiatan yang sudah dilaksanakan untuk umat Katolik, antara lain pembinaan keluarga bahagia, dialog antar umat beragama, pembinaan guru agama dan siswa yang beragama Katolik.
“Dalam menjalan tugasnya Pembimas Katolik selalu menjalin koordinasi dengan Komisi-komisi yang ada di keuskupan dan juga ormas-ormas Katolik,” ungkap Antonius Sinaga.
Pembimas Katolik juga berharap, adanya pendidikan agama formal Taman Seminari dan Sekolah Menengah Agama Katolik di Provinsi DKI Jakarta.
“Sehingga orang Katolik menjadi cinta tanah air dan menjadi seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia,” pungkasnya.