Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Sebanyak 389 jamaah calon haji asal Banten yang tergabung pada kloter 8 telah tiba di Embarkasi Jakarta Pondok Gede untuk menjalani pemeriksaan kesehatan akhir sebelum diberangkatkan ke Madinah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kelayakan jamaah untuk berangkat ke tanah suci.
"Jemaah haji ini sebetulnya pada saat datang ke Embarkasi itu sudah istithaah. Selanjutnya masuk ke Embarkasi dilakukan pemeriksaan kesehatan akhir atau PKA atau PA. Tujuannya adalah untuk menentukan jamaah haji tersebut layak atau tidak laik terbang dan melakukan evaluasi istithaah kesehatannya apabila ditemukan jamaah yang sakit," jelas Ibu Naning selaku PPIH Kabid Kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan mencakup evaluasi historical hasil pemeriksaan P1-P2, pemeriksaan tanda dan gejala seperti tekanan darah, saturasi oksigen, dan deteksi anemia. "Setelah itu dilakukan anamnesis atau wawancara serta pemeriksaan fisik oleh dokter. Dari situ kemudian dokter memutuskan yang bersangkutan layak atau tidak layak terbang," tambah Ibu Naning.
Embarkasi Haji Jakarta menerapkan layanan "one stop services" termasuk untuk pelayanan kesehatan. "Ada pelayanan laboratorium, ada pojok konsultasi edukasi oleh dokter spesialis, ada pemeriksaan, poliklinik bagi yang sakit, dan laboratorium di sini," paparnya. Jika jamaah memerlukan pemeriksaan lebih mendalam, mereka dapat dirujuk ke poliklinik untuk observasi lebih lanjut atau ke rumah sakit rujukan untuk pemeriksaan tambahan.
Menurutnya, selain pemeriksaan kesehatan rutin, terdapat juga layanan "pojok edukasi" yang memberikan konsultasi bagi jamaah yang membutuhkan informasi tambahan terkait kesehatan selama perjalanan haji. "Di pojok edukasi dan konsultasi itu diisi oleh dokter spesialis. Kami memberikan edukasi tentang travel medicine, cara menggunakan toilet yang benar, pola makan dan minum di sana, serta pola perilaku hidup bersih dan sehat selama di tanah suci," jelasnya.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Ibu Naning memberikan imbauan khusus bagi jamaah haji yang berangkat pada kloter awal. "Harapannya bisa istirahat panjang. Ada waktu yang cukup panjang ini, gunakan untuk banyak istirahat. Jangan terlalu banyak menggunakan waktu untuk hal yang tidak penting-penting. Kalau mau melakukan ibadah sunah seperti umrah boleh, setelah itu istirahat yang panjang," sarannya.
Ibu Naning juga menambahkan pentingnya asupan makanan dan minuman yang cukup selama di tanah suci. Dan selalu menggunakan kacamata, sunblock, dan payung saat beraktivitas di luar ruangan.
"Makan dan minum yang disediakan tepat waktu. Kadang-kadang orang malas makan, malas minum, malas pergi toilet. Kalau kita sudah tua, apalagi di tempat lain dan stres, kurang air bisa menimbulkan faktor komplikasi, terutama bagi yang memiliki demensia," tutupnya.