Berita

Nurnadia, Atasi Penat Dengan Menulis Di Waktu Senggang

Selasa, 21 Januari 2025
blog

Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Tidak semua penulis buku berbekal kursus atau mengikuti program latihan dasar menulis. Terkadang, tulisan seseorang bisa mengalir begitu saja, ataupun sekedar mengurangi rasa penat dan mengisi waktu luang. Hal ini yang dialami oleh Nurnadia Azhari, guru mapel Aqidah Akhlak dan Qur’an Hadist di MIN 20 Jakarta. Kepada tim Humas, dia menuturkan kisahnya pada Senin, (19/01/2025). 

 

Selain mengajar, Nurnadia, ibu rumah tangga kelahiran Tanah Abang ini disibukkan dengan tugas tambahan sebagai Humas. Ada saja kegiatan di MIN 20 yang dia rangkum menjadi sebuah informasi di media sosial milik madrasah. Padahal, dengan mengajar saja sudah banyak menyita waktunya. Untuk menghibur diri di waktu yang luang itulah, Nadia mengisinya dengan menulis. 

 

“Menulis membuat saya senang karena bisa berlepas diri dari penat dan jenuh,” ujar Nadia singkat.

 

Nama Nurnadia memang tidak sebeken nama-nama penulis buku tunggal dan antologi tersohor lainnya. Namun siapa yang menyangka, dari sekedar iseng dan mengisi waktu luang di madrasah, sederet buku antologi dan 5 buku tunggal terlahir dari ruang imajinasinya. 

 

Sampai saat ini pun Nadia tercatat sebagai penulis di majalah Edusiana, blog Kompasiana dan blog Gurusiana. Di blog Gurusiana, dia menulis soal bom bunuh diri dan euthanasia, peristiwa yang sedang ngetrend saat itu. Bahkan dirinya sempat dua kali menulis di majalah milik Kanwil Kemenag dengan judul “Selamat Datang Pak Haji” dan “Memaknai Sumpah Jabatan”.

 

Tidak kurang dari 36 buku antologi dihasilkan oleh mantan dosen di salah satu perguruan tinggi di Tangerang ini yang diterbitkan oleh banyak penerbit antara lain, Dongeng Keren (Litera Pusaka), Ramadhan Ramah Anak (kumpulan essai) penerbit Mata Kata, Senandung Merdeka Sang Penerbit Bangsa (Pustaka Lestari) Dirimu Penerus Bangsa (Goresan Pena), Yang Mendidik Dengan Hati (Bestari Literasi), Kasih Sayang (Inspirasi Pena), dan masih banyak lagi.

 

Sebagai penulis tunggal, Nurnadia juga telah menghasilkan 5 buku kebanggannya yaitu Komik Sang Pemberani, Kumpulan Puisi Daun Kehidupan, Teka Teki Silang Akidah akhlak, 1001 Akal Danu dan Al-Quran Hadist Kelas 1. Nadia mengaku mampu merampungkan penulisan setiap buku hanya dalam satu minggu.

 

“Saya menyelesaikan satu buku dalam seminggu. Sebab dari kecil saya sudah terbiasa menulis dan senang membaca buku komik dan buku petualangan,”ungkap pengagum Agatha Christie, seorang penulis novel misteri dan detektif terkenal dari Inggris.

 

Meskipun karya Nadia telah banyak dimuat di berbagai platform blog terkenal, namun dirinya mengaku tak pernah ambil pusing soal royalti setiap kali karya tulisannya dimuat atau dipublikasikan. Baginya, menulis adalah sebuah kesenangan hati yang tak bisa dipisahkan dari dirinya. “Kebanyakan yang mempromosikan buku saya adalah para penerbit. Hasilnya, kadang saya dapat uang, kadang juga cuma dapat voucher,”ujar Nadia datar.

 

Diketahui saat ini dia sedang mengajukan buku pantun Betawi miliknya ke penerbit, dan ingin membuat novel. Dengan menulis, dirinya bisa menuangkan pengetahuan dan juga pengalamannya sebagai seorang guru madrasah. Kepada semua GTK di manapun berada, Nadia mengajak untuk memulai menulis. Selain mengasyikan, menurutnya tulisan juga bisa dijadikan sebuah amal kebaikan.

 

“Bisa jadi umur kita tidak akan sampai hingga 100 tahun, tapi karya tulis kita akan tetap hidup dan mengembara sampai seribu tahun lamanya,”pungkas Nadia.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor