Jakarta (Humas MTsN 6 Jakarta) – Lima santriwati dari Islamic Boarding School (IBS) MTs Negeri 6 Jakarta mengikuti ajang Olimpiade Amsilati dan Dakwah 2025 yang diselenggarakan oleh MQK Amtsilati se-Nusantara di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati, Bangsri, Jepara, pada 19 hingga 22 Mei 2025.
Kegiatan berskala nasional ini diikuti oleh 635 peserta dari berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia. Beragam cabang lomba digelar dalam ajang ini, antara lain Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK), Olimpiade Amsilati, dan Dakwah Kontemporer.
Pengasuh IBS MTsN 6 Jakarta, Salma, menyampaikan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan kepada para santriwati untuk berpartisipasi dalam ajang tersebut, “Alhamdulillah santriwati IBS MTsN 6 Jakarta dapat turut serta dalam perlombaan Olimpiade Amsilati dan Dakwah se-Nusantara. Meskipun belum berhasil meraih juara, namun ini menjadi sarana yang sangat baik untuk menguji dan mengembangkan kemampuan mereka,” ujarnya.
Ia juga memotivasi para santri untuk terus belajar dan tidak menjadikan kompetisi ini sebagai tujuan akhir. “Musabaqah Qiraatil Kutub ini bukan tujuan akhir, tetapi merupakan sarana untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Kewajiban seorang santri adalah terus mengaji dan menyebarkan ilmu yang telah diajarkan di pesantren,” tambahnya.
Salah satu peserta, santriwati kelas VIII IBS MTsN 6 Jakarta, menyatakan bahwa keikutsertaannya dalam ajang nasional ini memberikan pengalaman yang sangat berharga. “Bisa bertemu dan belajar bersama santriwati dari berbagai pesantren se-Indonesia membuat saya semakin termotivasi untuk terus belajar dan memperdalam kitab kuning,” tuturnya.
Senada dengan itu, santriwati lainnya, Qotrunnada, menyampaikan bahwa meski belum memperoleh kemenangan, dirinya tetap merasa bangga dan mendapatkan pelajaran penting dari keikutsertaan tersebut. “Walaupun belum menang, saya tidak menyesal ikut. Justru ini jadi pelajaran besar buat kami untuk lebih giat lagi dalam berdakwah dan memahami ilmu agama dengan lebih baik,” katanya.
Kegiatan ini menjadi ajang strategis dalam menumbuhkan semangat belajar, memperkuat karakter keislaman, serta mendorong santri untuk lebih mendalami ilmu-ilmu agama, khususnya kitab kuning, dalam kerangka dakwah yang moderat dan berwawasan luas. (em)