Hari ini merupakan tahun ketiga  seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Santri. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri tanggal 22 Oktober merupakan bukti pengakuan negara atas jasa-jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

Tak terkecuali MTsN 31 pun turut memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional tersebut dengan penuh semangat dan suka cita. MTsN 31 Jakarta menggelar upacara bendera pada hari Senin, 22 Oktober 2017 pukul 06.30-07.30 WIB. Upacara berlangsung dengan penuh khidmat.

 Ada hal yang unik dalam pelaksanaan upacara tersebut, sesuai dengan nama kegiatan Hari Santri, semua peserta upacara baik guru laki-laki maupun siswa melaksanakan upacara dengan menggunakan sarung, sandal jepit, dan berkopiah, sedangkan  guru perempuan dan siswi  mengenakan baju gamis. Upacara kali ini terasa amat spesial karena kostum yang dikenakan seluruh peserta upacara benar-benar mencerminkan identitas santri  sejati. Selain itu, terlepas dari kostum yang dikenakan, pemandangan yang berbeda daripada biasanya juga disuguhkan dalam upacara tersebut karena pasukan pengibar bendera semua berasal dari santri Islamic boarding school yang kurang lebih selama sepekan telah dilatih oleh Ibu Zulaikha selaku guru PKN di MTsN 31. Kegiatan upacara dimulai dengan laporan peserta upacara kepada komandan upacara dan dilanjutkan inpesktur upacara memasuki lapangan upacara. Inspektur upacara sendiri dipimpin oleh Ustadz Zainul Ma’arif, M.A. 

Upacara semakin terasa khidmat karena dalam acara tersebut juga dibacakan ikrar santri yang maknanya sangat mendalam. Berikut lima ikrar santri yang dibaca bersama dengan awalan basmalah dan dua kalimat syahadat:

Kami Santri NKRI Berikrar:

1. Berpegangn teguh pada akidah, ajaran, nilai, dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah
2. Bertanah air satu, tanah air Indonesia; beriideologi negara satu, ideologi Pancasila; Berkonsitusi satu, Undang-Undang Dasar 1945; dan berkebudayaan satu, Bhinneka Tunggal Ika
3. Selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional, serta mewujudan perdamaian dunia
4. Ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia
5. Pantang menyerah, pantang putus asa, serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang didasari semangat Proklamasi Kemerdekaan dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama