Jakarta (Inmas) --- Ma’had Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia mengadakan tasyakuran milad ke-17, pada hari Rabu (25/10). Keberadaan Ma’had Al-Azhar Asy Syarif di Indonesia dimulai sejak tahun 1999, dengan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI), kemudian mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 2001, di susul mendirikan Madrasah Aliyah (MA) pada tahun 2010. Menurut Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Sadirin, Ma’had yang terletak di daerah Jagakarsa Jakarta Selatan ini merupakan satu-satunya ma’had Al-Azhar Asy Syarif di Indonesia. Oleh karena itu disebut Ma’had Al-Azhar Asy Syarif Indonesia.
“Mudah-mudahan di ulang tahun yang ke 17 ini dapat mulai menuju kedewasaan, menghasilkan generasi yang unggul, generasi yang kuat, bukan generasi yang lemah,” tutur Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, A. Umar, yang turut hadir pada tasyakuran milad.
Menurut Umar, Ma’had Al-Azhar Asy Syarif merupakan salah satu madrasah yang diharapkan dapat memberi warna pada perkembangan madrasah unggul di Indonesia. Saat ini menurut Umar, madrasah unggul yang kerap jadi model rujukan adalah Madrasah Insan Cendekia. Menurutnya, saat ini perlu mengembangkan madrasah dengan model seperti Madrasah Insan Cendekia dengan mengedepankan karakter atau keunggulan masing-masing madrasah.
“Artinya madrasah yang unggul dan berkarakter ini,ini memang harapan kita. Tidak harus bernama cendekia. Tapi kualitasnya harus seperti cendekia,” tambah Umar.
Keunggulan Ma’had Al-Azhar Asy Syarif adalah kemampuan ma’had ini untuk memproduksi para penghafal Quran. Pada tasyakuran milad tersebut 3 hafidz –hafidzah kebanggan ma’had ini memperlihatkan kemampuannya untuk menghafal Quran. Mereka adalah Affia Janita Handoyo siswa kelas 1 MIN 14 hafal 30 juz, Muffarid Ahmad Zaky kelas 7 MTsN 41 hafal 5 juz, dan Muhammad Nasya Wahdana kelas 11 MAN 4 Al-Azhar Asy-Syarif hafal 30 juz.
Ma’had Al-Azhar Asy Syarif memang berbeda dengan madrasah pada umumnya. Saat ini, di ma’had ini digunakan 3 kurikulum. Yaitu, kurikulum Al-Azhar Asy Syarif untuk agama, kurikulum dari Kementerian Agama dan kurikulum Kemendikbud.
“Namun karena keterbatasan sarana dan waktu, sehingga tidak semua kurikulum dapat dilaksanakan 100%. Karena untuk menerapkan 3 kurikulum tersebut, dibutuhkan asrama,” tutur Ismail Nur, Kepala MAN 4 Jakarta yang merupakan induk bagi MA Al-Azhar Asy Syarif.
Menanggapi hal tersebut, Direktur KSKK menyetujui untuk memperkuat peran komite madrasah. “Madrasah dapat mengajukan anggaran kepada komite, untuk anggaran yang tidak didanai oleh APBN,” jelas Umar.
Namun Umar pun mengingatkan agar dalam rangka mendukung Ma’had Al-Azhar Asy Syarif menjadi madrasah yang unggul, pihak komite madrasah harus mematuhi peraturan yang berlaku. SK Dirjen Pendis Nomor 2913 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Struktur Organisasi dan Pengelolaan Dana Komite Madrasah harus menjadi rujukan manajemen komite madrasah yang ada pada Ma’had Al-Azhar Asy Syarif.
“Sepanjang rel nya diikuti, ketentuan kita penuhi, insyaAllah aman,” lanjut Umar.
Keberadaan komite madrasah menurut Umar cukup penting. Karena membangun madrasah yang unggul dibutuhkan support dari banyak pihak, termasuk pemerintah daerah dan komite madrasah. “Kita sedang berpikir bagaimana madrasah ini menjadi madrasah yang unggul. Madrasah yang unggul itu tidak bisa berdiri sendiri,” kata Direktur yang baru menjabat sejak bulan September 2017 ini.
Turut hadir dalam acara milad tersebut, sejumlah pejabat Kementerian Agama. Diantaranya Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) H. Ahmad Umar, Plt Ka. Kanwil Kemenag Prov. DKI Jakarta H. Sadirin, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag H. Saiful Mujab, dan Ka. Kantor Kemenag Kota Jakarta Selatan yang di wakili oleh Ka. Subag Tata Usaha H. Zulkarnain, dan Kasie. Sarana dan Prasarana H. Imran Hatumena. Tak ketinggalan para pengurus komite madrasah MIN, MTs N dan MA Al-Azhar Asy Syarief pun bergabung dalam tasyakuran milad ke - 17 tersebut. /s.regar/ilm/ilm
