Berita

Menjaga Warna Nusantara Lewat Nada: Lucrexiart Showcase di MTsN 4 Jakarta

blog

Penampilan Arumba Kelas 84

Jakarta (Humas MTsN 4 Jakarta) — Sabtu (21/06/2025), ruang aula MTsN 4 Jakarta dipenuhi riuh tepuk tangan, senyum bangga, dan nada-nada harmoni dari panggung seni. Di balik panggung sederhana itu, tersimpan semangat luar biasa dari 32 siswa kelas 8.4 Program Kelas Pengayaan Seni dan Desain Grafis—yang dikenal dengan nama Lucrexiart—dalam perhelatan seni bertajuk “LUCREXIART SHOWCASE: Rhythm of Nusantara – Dalam Nada dan Rasa Kita Jaga Warna Nusantara.”

 

Tidak sekadar menjadi ajang unjuk bakat, acara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap keberagaman budaya musik Indonesia sekaligus ruang ekspresi kreatif para siswa madrasah. Dengan penuh percaya diri dan semangat kolaboratif, mereka menghadirkan pertunjukan musik yang menyatukan unsur tradisi dan modernitas.

 

Pentas diawali dengan ragam pertunjukan, mulai dari arumba, solo keyboard, hingga grup harmonika. Penampilan para siswa tidak hanya menunjukkan kecakapan teknik bermain alat musik, tetapi juga penghayatan dan kecintaan mereka terhadap karya-karya musikal yang mereka bawakan.

 

Sesi solo gitar menyajikan tiga lagu populer dengan karakter berbeda: Siapkah Kau ‘Tuk Jatuh Cinta Lagi oleh Demas Arasyi Setiawan, Pretty Little Baby oleh Nahru Ihab Armansyah, dan Pupus oleh Fakhri Maulana Jati. Penampilan mereka sukses memikat penonton, baik dari kalangan guru, siswa, maupun orang tua.

 

Ervito Athaya Kusuma, dengan solo bass-nya membawakan Aku Milikmu, menghadirkan warna tersendiri di tengah dominasi instrumen lainnya. Sementara itu, Mikhailla Adriani Syifa tampil anggun dengan solo keyboard dalam lagu You’ll Be In My Heart yang menambah suasana emosional panggung.

 

Suasana semakin hidup saat LA Band, band kebanggaan kelas 8.4, membawakan lagu Anugerah Terindah dan Hujan. Penampilan penuh harmoni dan penghayatan ini menjadi salah satu penampilan yang paling berkesan dalam showcase tersebut.

 

Menariknya, semangat lintas angkatan turut terasa. Siswa kelas 7.4 seperti Aisha Rizkya Almuqaddimah tampil memukau lewat Kroncong Kemayoran dan Untuk Tuhan, menunjukkan bahwa semangat berkesenian tumbuh dari usia dini di lingkungan madrasah ini.

 

Puncak acara dimeriahkan oleh The Caravan Band, kelompok musik dari alumni Lucrexiart tahun ajaran 2023/2024. Raffa (vokal), Giar dan Kenzie (gitar), Fachmy (drum), serta Fathan (bass) menghadirkan aksi panggung yang matang dan profesional. Teriakan penonton dan iringan tepuk tangan menutup acara dengan penuh semangat dan kebanggaan.

 

Dalam suasana penuh syukur dan haru, beberapa tokoh menyampaikan apresiasi dan dukungan. Mandasari Hanafianti, wali kelas sekaligus pembina Program Pengayaan Seni, mengungkapkan rasa bangga atas kerja keras para siswa. “Mereka tidak hanya berlatih musik, tetapi belajar berproses, bekerja sama, dan tumbuh menjadi pribadi kreatif yang percaya diri,” tuturnya.

 

Nurlaila Wachdini, ketua korlas 8.4, mewakili orang tua siswa memberikan sambutan hangat. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi guru dan panitia dalam membimbing siswa hingga mampu menampilkan pertunjukan yang berkesan.

 

Kepala Madrasah, Ibu Chusniyati, turut memberikan pesan penting dalam sambutannya. Ia menekankan bahwa seni bukan hanya bagian dari ekspresi, tetapi juga sarana untuk membentuk karakter dan melestarikan budaya bangsa. “Seni adalah bagian dari proses pendidikan karakter. Lewat seni, siswa belajar disiplin, keberanian, dan cinta tanah air,” ujar beliau.

 

LUCREXIART SHOWCASE 2025 bukan sekadar agenda tahunan, tapi telah menjadi bagian dari identitas dan semangat berkarya warga MTsN 4 Jakarta. Di dalamnya tercermin nilai keberagaman, kebersamaan, dedikasi, dan visi budaya yang berpadu dalam harmoni.

 

Melalui nada dan rasa, para siswa berhasil merangkai pesan: bahwa madrasah tidak hanya tempat belajar ilmu agama dan akademik, tetapi juga ruang untuk membentuk manusia yang utuh—yang mencintai budaya, menghargai proses, dan terus berkarya.

 

Dalam denting gitar dan irama arumba, mereka menjaga warna-warni Nusantara. Dan dalam setiap tepuk tangan ​​​​​​​yang mengiringi, tumbuh harapan bahwa generasi madrasah akan terus menari bersama tradisi dan masa depan.

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor