Jakarta (Humas MIN 9 Jakarta Selatan) — Siapa bilang cinta lingkungan harus dimulai dari hal besar? Di MIN 9 Jakarta Selatan, cinta itu tumbuh dari tangan-tangan kecil yang membawa tanaman obat keluarga (TOGA) dengan penuh semangat. Bermulai dari halaman madrasah berubah menjadi taman harapan, tempat anak-anak kelas 1 menanam bukan hanya pohon, tapi juga nilai-nilai kepedulian, kesehatan, dan cinta bumi.
Suasana ceria dan penuh semangat menyelimuti halaman belakang MIN 9 Jakarta Selatan saat anak-anak kelas 1 mengikuti kegiatan pengenalan lingkungan madrasah pada hari Jumat, 18 Juli 2025 . Dalam kegiatan ini, mereka membawa berbagai jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA) seperti lidah buaya, kumis kucing, jeruk nipis, kunyit, sereh, dan lainnya, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kegiatan ini menjadi lebih istimewa karena diwarnai dengan penanaman TOGA secara simbolis oleh Kepala MIN 9 Jakarta Selatan, Nony Priany, didampingi oleh Koordinator bidang Sarana dan prasarana , Martawih, serta panitia MATSAMA. Anak-anak menyimak dengan antusias saat Kepala Madrasah MIN 9 memberikan pengarahan yang penuh makna.
“Saya sangat bangga melihat anak-anak membawa tanaman untuk madrasah. Ini menunjukkan kepedulian kalian terhadap lingkungan. Jangan pernah menyakiti tanaman, karena ini adalah bagian dari pelestarian alam. Kalian sedang belajar tentang sesuatu yang besar, yaitu Eko-Teologi. Sebuah gerakan bersama untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Jika kalian merawat alam, alam akan merawat kalian. Kalian akan tumbuh menjadi generasi yang sehat, kuat, dan panjang umur”, ujar Nony Priany.
Konsep Eko-Teologi yang diperkenalkan oleh Nony menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini. Eko-Teologi mengajarkan bahwa merawat lingkungan bukan hanya tugas individu, tetapi sebuah gerakan kolektif yang memiliki nilai spiritual dan sosial. Melalui penanaman TOGA, anak-anak diajak untuk menjadi bagian dari solusi menjaga bumi.
Kegiatan ini juga menjadi langkah awal dari program jangka panjang MIN 9 Jakarta Selatan dalam membentuk generasi yang peduli lingkungan dan kesehatan. Dalam lima hari ke depan, siswa akan dibiasakan untuk sarapan sehat sebelum beraktivitas, sebagai bagian dari pembentukan gaya hidup sehat
Masenun selaku ketua panitia dalam kegiatan Matsama dan wali kelas satu juga memberikan tanggapan terhadap kegiatan ini "Saya merasa sangat terharu dan bangga melihat antusiasme anak-anak dalam kegiatan ini. Konsep Eko-Teologi yang diperkenalkan oleh Kepala Madrasah sangat menyentuh, karena mengajarkan bahwa mencintai lingkungan adalah bagian dari ibadah. Anak-anak belajar bahwa merawat tanaman bukan hanya tugas sekolah, tapi juga bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Semoga semangat ini terus tumbuh dan menjadi budaya di madrasah kita" Ujarnya.
Sementara, salah satu murid kelas satu bernama Rahma juga mengungkapkan rasa senangnya , "Aku senang bisa bawa tanaman kunyit dari rumah. Kata Bu Guru, kalau kita rawat tanaman, nanti tanaman juga bantu kita biar sehat. Aku mau siram tanamanku tiap hari supaya tumbuh besar!", Ujar Rahma.
MIN 9 Jakarta Selatan menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, guru, dan orang tua yang telah mendukung kegiatan ini. Semoga semangat menanam dan merawat TOGA terus tumbuh dan menjadi budaya positif di lingkungan madrasah. (Mk)