Jakarta (Humas MAN 9) --- Keluarga besar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9 Jakarta Timur kembali mencatat sejarah melalui penyelenggaraan tasmi' Al Quran 30 juz secara penuh. Giat tasmi' 30 juz tahun ini merupakan kali kedua yang diselenggarakan di lapangan MAN 9 Jakarta. Dua tahun sebelumnya tasmi' diselenggarakan di masjid madrasah. Acara yang digelar Senin, 15 November 2025, ini dihadiri langsung oleh jajaran pimpinan madrasah, GTK, perwakilan komite sekolah, keluarga, serta seluruh murid.
"Kami berharap kegiatan tasmi' Al-Quran 30 juz ini dapat membawa keberkahan yang melimpah untuk seluruh keluarga besar MAN 9 Jakarta," ujar Kepala MAN 9 Jakarta Timur, Pramesti saat memberi motivasi selesai giat.
Kepala madrasah memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada salah satu siswa kelas XII-A, Distrian Permana, yang melantunkan tasmi' terakhirnya dari seluruh rangkaian tasmi' 30 juz. Kepala Madrasah menekankan bahwa kegiatan tasmi' Al-Quran 30 Juz ini bukan hanya sekedar pencapaian personal siswa, tetapi juga membawa dampak positif bagi seluruh komunitas madrasah.
"Pencapaian ini harus menjadi motivasi nyata kepada siswa-siswi lain agar senantiasa semangat, sabar, dan istiqomah dalam menghafal dan melakukan muroja'ah (mengulang) Al-Quran," imbuhnya.
Sebagai apresiasi atas dedikasi luar biasa, MAN 9 Jakarta Timur memberikan sertifikat hafalan kepada para siswa yang berhasil melantunkan hafalan mereka. Guru-guru dan Komite turut memberikan hadiah tanda kesyukuran sebagai bentuk dukungan terhadap prestasi gemilang tersebut.
Acara ini juga menegaskan komitmen MAN 9 Jakarta Timur dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki spiritual dan akhlak mulia. Menurut Pramesti, keberhasilan Distrian diharapkan mampu menginspirasi seluruh siswa agar menjadikan Al-Quran sebagai pedoman utama dalam kehidupan mereka.
"Limpahan pahala bisa didapat, akan mendapat syafaat, dan ingin memberikan mahkota kemuliaan untuk orang tua," adalah motivasi Distrian sehingga bisa menuntaskan hafalannya.
Tama, kakak dari Distrian, turut menyampaikan kebanggaan keluarga atas pencapaian adiknya. "Kegiatan menghafal memang merupakan keinginan Distrian secara pribadi. Distrian lebih suka berdiam di kamar untuk muroja'ah (mengulang hafalan). Walau sering dikira kurang serius, muroja'ah adalah sebuah dan rutinitas harian bagi Distrian," jelasnya.
Sedangkan Abdurrob Syahdil Hayyi, Guru Tahfizh MAN 9 Jakarta, menyampaikan bahwa Distrian sudah memulai perjalanan hafalannya sejak kelas X. Di kelas XI sempat terhenti, dan dituntaskan di kelas XII setiap Senin dan Jumat. "Semoga cita-cita Distrian untuk melanjutkan kuliah program studi kedokteran di PTN melalui jalur tahfizh bisa terwujud," pungkasnya.