Jakarta (Humas MTsN 4 Jakarta) — Sorak sorai penonton memenuhi aula dan lapangan sejak pagi. Di atas meja tenis, di lapangan basket, bahkan di arena virtual e-sport, para siswa madrasah tampil penuh semangat. Inilah suasana baru di Jakarta Madrasah Competition (JMC) 2025 ajang tahunan yang kini untuk pertama kalinya menghadirkan lomba olahraga sebagai cabang utama.
Selama ini, JMC dikenal sebagai wadah unjuk prestasi akademik dan seni. Namun tahun ini, nuansanya berbeda. Madrasah tampil lebih dinamis, menampilkan sisi lain: semangat sportivitas dan jiwa kompetitif di bidang olahraga.
Empat cabang olahraga dipertandingkan: tenis meja, bola basket, badminton, dan e-sport. Masing-masing cabang mempertemukan siswa terbaik dari madrasah-madrasah unggulan di lima wilayah DKI Jakarta. Sejak babak penyisihan, dukungan dari guru dan teman-teman sekolah terus mengalir, menciptakan suasana kompetisi yang seru tapi tetap bersahabat.
“Lomba olahraga di JMC tahun ini bukan sekadar mencari juara,” ujar Rizqi Fardiansyah, penanggung jawab bidang olahraga JMC 2025. “Kami ingin menunjukkan bahwa madrasah juga punya potensi besar di luar akademik siswa madrasah bisa sportif, tangguh, dan berprestasi.”
Rizqi menambahkan bahwa olahraga menjadi medium penting untuk menanamkan nilai akhlakul karimah. “Di sini kita belajar kerja sama, menghormati lawan, dan berjuang dengan jujur. Nilai-nilai itu sama pentingnya dengan prestasi akademik,” lanjutnya.
Antusiasme peserta tampak jelas hingga babak final. Aisha Nashifa dari MAN 4 Jakarta tampil dominan di cabang tenis meja putri, sementara Bagus Senia Maulana dari MA Kafila International Islamic School keluar sebagai juara di sektor putra.
Di lapangan basket, tim MTs Negeri 3 Jakarta tak terbendung dan sukses merebut gelar juara. Dari dunia e-sport, MAN 4 Jakarta menunjukkan strategi matang dan koordinasi kuat hingga menjuarai turnamen. Sementara di cabang badminton, MAN 11 Jakarta (putra) dan MAN 2 Jakarta (putri) tampil gemilang menuntaskan pertandingan dengan kemenangan meyakinkan.
Meski sebagian peserta pulang tanpa medali, semua pulang dengan semangat baru bahwa menjadi bagian dari madrasah berarti menjadi bagian dari komunitas yang sehat, berkarakter, dan berdaya saing.
Rizqi pun berharap JMC tahun depan bisa menambah cabang baru seperti futsal, agar semangat sportivitas ini semakin luas. “Semoga JMC 2026 lebih meriah dan semakin banyak melibatkan siswa untuk menyalurkan bakat olahraganya,” ujarnya penuh optimisme.
Bagi dunia madrasah Jakarta, kehadiran cabang olahraga di JMC 2025 bukan sekadar tambahan agenda. Ini adalah simbol perubahan bahwa madrasah hari ini bukan hanya tempat mencetak juara di ruang kelas, tetapi juga di lapangan.