Berita

Kultum Rutin Kemenag Kepulauan, Nurcholis: Sujud Mengajarkan Kita Bukan Siapa-Siapa di Hadapan Allah

blog

Jakarta (Humas Kepulauan Seribu) -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kepulauan Seribu kembali menyelenggarakan kegiatan pengajian rutin Kuliah Tujuh Menit (Kultum) yang dilaksanakan usai salat Dzuhur berjamaah. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Perwakilan Kemenag Kabupaten Kepulauan Seribu, pada Rabu (03/09/2025).


Pada kesempatan kali ini, kultum disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag Kabupaten Kepulauan Seribu, Nurcholis, dengan mengangkat tema “Pesan Moral Sujud”.


Dalam mengawali tausiyahnya, Nurcholis menyampaikan bahwa kondisi bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi ujian yang tidak ringan. Ia menyinggung fenomena demonstrasi besar yang menjalar hingga ke tingkat nasional, yang menurutnya tidak lepas dari persoalan ego masing-masing pihak. 


“Banyak yang menilai bahwa ada pihak-pihak tertentu yang menjadi dalang di balik demo kemarin. Hal ini terjadi karena ada yang ingin tetap berkuasa, ada yang memiliki banyak harta, dan ada pula yang memiliki pasukan serta pengikut yang besar. Semua itu akhirnya memunculkan gesekan,” ungkapnya.


Ia melanjutkan, bahwa dalam kehidupan seorang Muslim terdapat pelajaran besar dari ibadah salat, khususnya pada gerakan sujud. 


“Ketika sujud, anggota tubuh kita yang paling mulia yaitu dahi ditempelkan ke lantai. Pesan moralnya jelas: kita ini kecil, bukan siapa-siapa di hadapan Allah. Sebagaimana firman-Nya: Inna akramakum ‘indallahi atqākum, sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa,” terangnya.


Menurut Nurcholis, kemuliaan tidak diukur dari jabatan, harta, atau banyaknya pengikut, melainkan dari kualitas iman, ketakwaan, akhlak yang baik, serta sejauh mana seseorang memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.


“Jika pesan moral dari sujud ini benar-benar kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, niscaya kita akan sadar bahwa kepentingan bangsa jauh lebih utama daripada kepentingan kelompok atau pribadi. Persatuan harus didahulukan dan NKRI adalah harga mati. Dengan semangat ini, kita semua bisa berkontribusi terhadap kemajuan bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya menegaskan.


Lebih jauh, ia juga mengingatkan pentingnya sikap tawadhu, rendah hati, dan saling menghormati dalam kehidupan sehari-hari.


“Kalau kita semua rendah hati, menghargai orang lain, dan menghormati kelompok lain, maka demo-demo besar yang merusak tidak akan lagi muncul. Sebaliknya, kita akan menjadi bangsa yang damai, rukun, dan penuh persaudaraan. Tidak ada kemajuan dan kesuksesan suatu bangsa tanpa adanya persatuan,” tuturnya.


Dalam melanjutkan tausiyahnya, Nurcholis menegaskan kembali bahwa sujud bukan hanya sekadar gerakan fisik dalam salat, tetapi juga memiliki makna spiritual yang sangat mendalam. Ia mengutip hadis sahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:


“Aqrabu ma yakūnu al-‘abdu min rabbihi wa huwa sājidun fa aktsirū ad-du‘ā’.” (Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabb-nya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa pada saat itu).


“Sujud adalah simbol penghambaan kita kepada Allah SWT. Dengan sujud, insya Allah akan lahir sikap tawadhu atau rendah hati. Sujud mengajarkan kita bahwa setinggi apa pun jabatan, ilmu, dan kedudukan, pada akhirnya kita adalah hamba Allah yang sama-sama tunduk di hadapan-Nya,” jelasnya.


Ia menambahkan, melalui sujud seorang hamba dapat memperoleh ketenangan batin dan kedekatan dengan Allah SWT. 


“Sujud bukan hanya menyentuhkan dahi ke tanah, tetapi juga bentuk penyerahan diri sepenuhnya. Dari sujud lahir kekuatan spiritual yang membuat hati tenang, pikiran jernih, serta menumbuhkan keikhlasan dalam bekerja,” tambahnya.


Menurutnya, sujud menjadi salah satu wujud ketakwaan yang nyata karena menunjukkan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Tuhannya.


Sebagai penutup, Nurcholis memberikan pesan khusus kepada seluruh ASN Kemenag Kabupaten Kepulauan Seribu agar menjadikan ibadah, khususnya sujud dalam salat, sebagai sarana pembentukan karakter dan motivasi dalam menjalankan tugas.


“Mari kita jadikan sujud sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Dengan semangat sujud, mari kita tingkatkan integritas, loyalitas, dan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Semoga kita semua termasuk golongan hamba Allah yang selalu dekat dengan-Nya,” pesannya.


Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kasubbag Tata Usaha, Kasi Bimas Islam, para Jabatan Fungsional, serta para Jabatan Pelaksana di lingkungan Kantor Kemenag Kabupaten Kepulauan Seribu.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor