Jakarta (Inmas) --- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta menyatakan bahwa selama tahun 2017, kehidupan umat beragama di Provinsi DKI Jakarta berlangsung rukun, tanpa gangguan yang berarti. Warga kota Jakarta meskipun berbeda-beda agamanya, mampu hidup dengan rukun dan toleran.
Demikian disampaikan Ketua FKUB DKI Jakarta Ahmad Syafi’i Mufid saat menggelar Konferensi Pers Refleksi Akhir Tahun di Kantor FKUB DKI Jakarta. Menanggapi hal tersebut, Kasubag Hukum dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta memberikan apresiasi terhadap peran FKUB bagi terciptanya kerukunan umat beragama di ibukota.
“Dengan adanya FKUB kita merasa terbantu. Mudah-mudahan ke depan kita bisa bekerjasama dengan FKUB ini sehingga program-program kerukunan kita dapat terlaksana dengan lebih baik,” ujar Taufik yang hadir dalam Konferensi Pers mewakili Plt. Ka Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, Kamis (21/12).
Salah satu program yang dilakukan sebagai bentuk kerja sama Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta dengan FKUB DKI Jakarta, adalah memberikan pendidikan mengenai bina damai kepada penyuluh-penyuluh fungsional dalam bingkai Sekolah Agama-Agama Bina Damai (SABDA).
Menurut Taufik, pendidikan bina damai semacam ini penting dimiliki oleh para penyuluh agama. Karena dalam program SABDA yang telah dilaksanakan, dikumpulkan sejumlah penyuluh yang berasal dari berbagai agama maupun majelis agama yang berbeda-beda, untuk mencari titik temu pemikiran. Ini tentunya dapat membuka wawasan para penyuluh agama.
“Karena dibutuhkan pemahaman, bukan hanya pemahaman agama sendiri. Tapi mereka juga dapat memahami persamaan dan perbedaan agama yang lain,” lanjut Taufik.
Manfaat SABDA juga diungkapkan oleh salah satu penyuluh fungsional yang merupakan alumni SABDA, Ida Mulyaningrum. “Ketika saya ikut SABDA sangat luar biasa. Karena bisa bertemu dengan rekan penyuluh dari berbagai agama yang berbeda, dan akhirnya memiliki satu pandangan untuk terciptanya toleransi dan kerukunan serta kehidupan masyarakat jakarta yang damai,” ujar Penyuluh Agama Buddha ini menjelaskan.
Ke depan, Taufik berharap kerjasama antara Kanwil Kemenag DKI Jakarta dapat berjalan dengan lebih baik dan berkelanjutan. “Kita masih butuh SABDA, karena kemarin baru sekitar 30 orang, sementara penyuluh agama di DKI Jakarta ribuan. Mudah-mudahan di tahun yang akan datang, masih akan ada penyuluh-penyuluh kita yang ikut belajar di SABDA,” harap Taufik. /ilm