Berita

KaKanwil Tekankan Pencegahan Konflik Paham Keagamaan Lewat Pembinaan Terstruktur

Selasa, 15 Juli 2025
blog

Jakarta (Humas) — Pencegahan konflik paham keagamaan menjadi fokus utama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta melalui kegiatan Pembinaan Pencegahan Konflik Paham Keagamaan Islam yang digelar pada Selasa (15/7/2025).

 

Kegiatan ini bertujuan membekali peserta dengan pemahaman dan pendekatan strategis dalam menghadapi potensi penyimpangan paham keagamaan yang dapat memicu konflik sosial dan kekerasan.

 

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bidang Urusan Agama Islam ini dihadiri oleh para kepala seksi Bimas Islam kabupaten/kota, ketua tim kerja, para penyuluh agama, serta narasumber yang kompeten di bidangnya. Selain sebagai forum pembinaan, acara ini juga menjadi momentum pengukuhan Tim Pencegah Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan Islam.

 

Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta menyampaikan bahwa kebebasan beragama yang dijamin konstitusi harus disertai dengan tanggung jawab dalam memahami dan menafsirkan ajaran agama. Penafsiran teks keagamaan oleh pihak yang tidak memiliki otoritas keilmuan dinilai berpotensi menimbulkan distorsi dan penyimpangan yang berujung pada konflik keagamaan.

 

“Kegiatan ini penting sebagai bentuk tanggung jawab kita bersama dalam mencegah interpretasi keagamaan yang tidak otoritatif, yang berpotensi menimbulkan konflik dan kekerasan di masyarakat,” ujarnya.

 

Ia juga mengingatkan bahwa pemahaman agama yang menyimpang kerap menjadi pemicu konflik horizontal yang berkepanjangan. Oleh karena itu, kehadiran Tim Pencegah Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan Islam diharapkan mampu memberikan edukasi yang tepat dan menjangkau kelompok-kelompok masyarakat yang rentan terhadap pengaruh paham keagamaan bermasalah.

 

Lebih lanjut, disampaikan bahwa strategi pencegahan harus berbasis pada data dan analisis yang akurat, serta mempertimbangkan situasi politik, keamanan, dan kondisi sosial masyarakat. Kolaborasi lintas sektor baik dari unsur akademisi, tokoh agama, masyarakat, maupun pemerintah dianggap krusial dalam merespons secara cepat dan tepat apabila muncul potensi konflik keagamaan.

 

“Semoga ilmu dan strategi yang diperoleh hari ini bisa disebarluaskan dan menjadi bekal dalam menjaga harmoni dan ketertiban umat di Jakarta,” tambahnya.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor